Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Laporan Tugas Akhir Bidan (LTA)

 

PENDOKUMENTASIAN MANAJEMENASUHANKEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.”D” UMUR 26 TAHUN  G1P0A0

SEJAK USIA KEHAMILAN 40 MINGGU SAMPAI KB

DI BIDAN“D” DISTRIK SEMANGGA

KABUPATEN MERAUKE

TAHUN 2019



BAB I

PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau dalam masa kehamilan atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain (Prawirohardjo, 2012).

Menurut data World Healt Organization (WHO) pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu ( AKI ) diseluruh dunia yaitu 226 per 100.000 kelahiran hidup.Sedangkan  Angka Kematian Bayi (AKB) menurut 47% menjadi 19 per  1.000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah kematian bayi di bawah usia 1 tahun/1000 Kelahiran Hidup.Angka ini merupakan indikator yang sensitif terhadap ketersediaan, pemanfaatan dan kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan perinatal. AKB (Angka Kematian Bayi) juga berhubungan dengan pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu dan keadaan gizi keluarga (Sarwono 2012).

AKI (Angka Kematian Ibu) di Asia Tenggara tahun 2012 yaitu Singapura hanya 6/100.000 Kelahiran Hidup, Malaysia tercatat 41/100.000 Kelahiran Hidup, Thailand sebanyak 44/100.000 Kelahiran Hidup dan Filipina 170/100.000 Kelahiran Hidup. Sedangkan Indonesia tergolong paling tertingi dengan angka rata-rata 228/100.000 Kelahiran Hidup. Berdasarkan human development report 2012, AKB di Indonesia mencapai 31/1.000 Kelahiran Hidup, angka itu 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan Malaysia juga 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina dan 2.4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan Thailand. Tingginya AKI dan AKB menempatkan Indonesia pada urutan teratas di Association of South East Asion Nation (ASEAN).

Berdasarkan data Hasil Suvei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2012) AKB adalah 34/1000 Kelahiran Hidup.Selanjutnya, AKI merupakan salah satu indikator yang diperkirakan sulit dicapai.Kesulitan ini tidak hanya dirasakan Indonesia tetapi juga di banyak negara berkembang di dunia.Data terakhir AKI adalah 228 kematian ibu per 100.000 Kelahiran Hidup (SDKI, 2012). Masih perlu upaya yang lebih keras guna mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) pada 2015,Yaitu AKI sebesar 102/100.000 Kelahiran Hidup (Depkes, 2012).

Jumlah Angka kematian ibu (AKI) dipapua pada tahun 2014 sebesar 4,22/100.000 Kelahiran Hidup. sedangkan berdasarkan pencatatan dan pelaporan dinas kesehatan papua tahun 2014 terdapat 3.937 kematian bayi. AKB papua pada tahun 2014 adalah 8/100.000 kelahiran hidup.pada data survey kabupaten merauke AKB sebesar 2/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Papua,2014).

Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 bahwa AKI harus dapat diturunkan menjadi 102/100.000 Kelahiran Hidup dan AKB diturunkan menjadi 26/1000 Kelahiran Hidup telah dilakukan upaya mendekatkan pelayanan ke masyarakat melalui program Desa Siaga dengan Poskesdes, Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit (RS).

Jumlah angka kematian ibu dan anak di Merauke selama tahun 2016, mengalami peningkatan yang signifikan mencapai 17 kasus jika dibandingkan tahun 2015 yang hanya 9 kasus. Faktor yang menyebabkan peningkatan angka kematian ibu dan anak, di antaranya usia ibu yang terlalu muda, jumlah kehamilan ibu yang cukup banyak, jarak kehamilan ibu yang terlalu dekat, terlambat penanganan kesehatan dan terlambat mobilisasi kendaraan pada saat mulai proses persalinan," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Dokter Adolf Bolang di Merauke, Kamis(12/01/2017).

1.2         Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah  Bagaimana Penerapan  Pendokumetasian Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.D Umur G1P0A0  Sejak Usia Kehanilan 40 Minggu  di  BPM Bidan “D”  Tahun 2019 ?

1.3         Tujuan

1.3.1   Tujuan Umum

Mampu memberikan Asuhan Pelayanan Kebidanan secara komperehensif sesuai standar pelayanan kebidanan pada Ny.D  pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB di BPM sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan komprehensif.

1.3.2    Tujuan Khusus

a.              Mampu melaksanakan asuhan Ante Natal Care (ANC) pada Ny.”D “ di BPM sesuai Asuhan Pelayanan Kebidanan.

b.             Mampu melaksanakan asuhan Intra Natal Care (INC) pada Ny.”D”  di BPM sesuai Asuhan Pelayanan Kebidanan.

c.              Mampu melaksanakan asuhan Post Natal Care (PNC) pada Ny.”D” di BPM sesuai Asuhan Masa Nifas.

d.             Mampu melaksanakan asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) pada By.Ny.”D” di BPM sesuai Asuhan Bayi Baru Lahir.

e.              Mampu melaksanakan asuhan Keluarga Berencana (KB) pada Ny.”D”di BPM sesuai Asuhan Keluarga Berencana.

1.4         Ruang Lingkup

1.4.1   Sasaran

Sasaran Asuhan Kebidanan Komprehensif di tunjukan kepada ibu hamil,Bersalin,Nifas,Bayi Baru Lahir,dan Keluarga Berencana.

1.4.2   Tempat

Lokasi tempat pelaksanaa asuhan komprehensif yaitu berada pada BPM  Bidan “D”  Di Distri Semangga, Kabupaten Merauke.

1.4.3   Waktu

Waktu pelaksanaan asuhan komprehensif yaitu dimulai dari bulan Maret sampai  dengan Juni.

1.5         Manfaat

1.5.1   Manfaat Teoritis

Hasil pengkajian ini dapat memberikan manfaat untuk menambah wawasan dan kajian dalam ilmu kebidanan khususnya mengenai asuhan kebidanan komprehensif sehingga dapat meningkatkan pengetahuan yang akan menunjang meningkatnya cakupan kesehatan ibu dan anak.

1.5.2   Manfaat Praktis

a.              Bagi Mahasiswa Kebidanan

Dapat mempraktekkan teori yang didapat secara langsung di lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif agar dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

b.             Bagi Tempat Penelitian

 Salah satu gambaran pelaksanaan kesehatan dalam hal memberikan asuhan kebidananan dan sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian asuhan kebidanan selanjutnya yang lebih baik di masa yang akan datang.

c.              Bagi institusi pendidikan

      Memberikan pendidikan Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Pelayanan Kebidanan serta referensi bagi mahasiswi dalam memahami pelaksanaan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB, Sehingga dapat menumbuhkan dan menciptakan bidan yang terampil dan professional.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Konsep Dasar

2.1.1   Kehamilan

a.             Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan pertama dimulai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke 4 sampai ke 6, triwulan ketiga dari bulan bulan ke 7 sampai 9 bulan (Pudiastuti, 2012).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional kehamilan di definisikan sebagai fertilitas atau penyantuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2014).

Masa kehamilan, Antenatal Care penting untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Selain itu Antenatal Care  secara teratur sangatlah penting untuk mendapatkan penyuluhan dan agar dilakukan pemeriksaan pada penyakit genetik sehingga kesehatan ibu dan bayi baik (Padila, 2014).

 

b.             Perubahan Fisiologi dan Psikologi Ibu Hamil

1)            Perubahan fisiologi kehamilan

Menurut Rustam ( 2012),Perubahan fisiologis kehamilan antara lain:

a)             Uterus

Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan menjdi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan.

b)             Ovarium

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya placenta yang sempurna pada umur kehamilan 16 minggu. 

c)             Vagina dan Perineum

Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya peningkatan vaskularitas dan hipermia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva, pelunakan pasa jaringan ikat.

d)            Payudara

Payudara menajdi lebih besar, glandula Montgomery makin tampak, areola payudara makin hiperpigmentasi (menghitam), putting susu makin menonjol.

 

e)             Sirkulasi darah

Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim.Serum darah (volume darah) meningkat sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20% Manuaba (2012).

f)              Berat badan ibu hamil

Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5kg/ minggu. (Rustam, 2012).

2)            Perubahan Psikologis Kehamilan

Menurut Pusdenkes (2012), Perubahan psikologis Kehamilan terdiri dari:

a)             Trimester I

Segera setelah konsepsi kadar hormone eterogen dan progesterone kehamilan akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah dan menyebabkan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.Banyak ibu yang merasakan kekecawaan, penolakan dan kesedihan. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.

 

b)             Trimester II

Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum di rasakan sebagai beban.Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energy dan pikirannya secara lebih kontruktif.Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya bagi seorang diluar dari dirinya sendiri.

c)             Trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman dan akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya  aneh dan jelek. Pada trimester inilah ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga, dan bidan.

 

 

 

c.              Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Menurut Pudiastuti (2012), Kebutuhan dasar ibu hamil terdiri dari:      

1)            Kebutuhan nutrisi

Nutrisi dan gizi yang baik pada masa kehamilan akan sangat membantu ibu hamil dan janinnya melewati masa tersebut. Dengan kebutuhan nutrisi yang meningkat seperti kalsium, zat besi, asam folat dan sebagainya ibu hamil pun di control kenaikan berat badannya.Kenaikan yang ideal berkisar antara 12-15kg. Anjurkan ibu hamil makan yang secukupnya saja cukup mengandung protein hewani dan nabati karena kenaikan berat badan ibu hamil berkisar antara 6,5- 16kg selama kehamilan.Berikut ini daftar asupan gizi yang harus dipenuhi oleh ibu hamil :

a)             Kalori

Pada masa kehamilan kebutuhan kalori naik antara 300-400 kkal perharinya.Kalori ini dapat dipenuhi dari sumber makanan yang bervariasi dengan menu 4 sehat 5 sempurna.

b)             Asam folat

Janin sangat memerlukan asam folat dalam jumlah cukup banyak yang berguna untuk pembentukan syaraf.Pada trimester pertama bayi membutuhkan 400 mikrogram dalam setiap harinya.Jika kekurangan asam folat makan perkembangan janin menjadi tidak sempurna dan bisa membuat bayi lahir dengan kelaianan.

c)             Protein

Asupan protein diperlukan untuk zat pembangun, pembentukan darah, dan sel. Kebutuhan ibu hamil akan protein adalah 60 gram setiap harinya atau 10 gram lebih daripada biasanya.

d)            Kalsium

Zat ini berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi.Dengan pemenuhan kebutuan kalsium yang cukup selama kehamilan ibu dapat terhindar dari osteoporosis.

e)             Zat besi

Berfungsi dalam pembentukan darah, terutama untuk membentuk sel darah merah hemoglobin, serta mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Kandungan zat besi sangat dibuthkan pada masa kehamilan memasuki usia 20 minggu.

 

 

 

 

Kebutuhan beberapa zat yang penting

 

 

Tidak hamil

Hamil

Kalori

Protein

Calcium

Fernen

Vitamin A

Vitamin B

Vitamin C

Riboflavin

As. Nikotitinat

Vitamin D

Kal

gr

gr

mg

si

mg

mg

mg

mg

si

 

2500

60

0,8

12

5000

1,5

70

2,2

15

+

2500

85

1,5

15

6000

1,8

100

2,5

10

400-800

Tabel 2.1.1  kebutuhan zat penting

2)            Kebutuhan oksigen

Ibu hamil membutuhkan udara yang bersih bebas dari polusi. Pada ibu hamil kebutuhan oksigen meningkat dari 500 ml menjadi 700 ml dan ini relative sama dari trimester I, II dan III. Oksigen yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah oksigen yang sehat dan termasuk oksigen yang baik.Adapun criteria oksigen yang baik dan dibutuhkan oleh ibu hamil.

 

 

 

a)             Bersih dan segar

Kriteria oksigen ini bisa didapatkan pada tempat yang bersih.oleh karena itu ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk berolah raga pada pagi hari (jalan pagi).

b)             Tidak berpolusi dan kotor

Dengan semakin banyak jumlah kendaraan bermotor menjadikan semakin rentangnya oksigen yang kita hirup mengandung zat yang berbahaya buat tubuh.

c)      Tidak bau

Adapun alasan kenapa seorang ibu hamil tidak di perbolehkan menghirup udara yang berbau karena indera penciuman seorang ibu hamil semakin sensitifyang tidak tahan terhadap bau yang kuat.

3)            Kebutuhan personal hygiene

Kebersihan badan mengurangi infeksi, putting susu harus dibersihkan kalau terbasahi oleh kolostrum. Perawatan gigi harus dilakukan karena gigi yang bersih menjamin pencernaan yang sempurna.

Personal hygiene yang perlu di  perhatikan;

a)             Perawatan rambut

b)             Perawatn gigi

c)             Mandi untuk menjaga kebersihan kulit, mencegah infeksi

d)            Perawatn payudara

e)             Perawatan vulva dan vagina

4)            Kebutuhan pakaian

Baju hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan menggunakan baju biasa yang longgar , pilihlah bahan yang tidak panas d an mudah menyerap keringat , bagian dada harus longgar karena payudara akan membesar , bagian pinggang harus longgar kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut yang terus yang terus membesar (Pudiastuti, 2012)

5)            Kebutuhan eliminasi

Kebutuhan eliminasi berkaitan dengan adaptasi gastrointestinas sehingga menurunkan tonus dan motility lambung dan usus terjadi reabsorsi zat makanan peristaltic usus lebih lambat sehingga menyebabkan obstipasi.Penekanan kandung kemih karena pengaruh hormone oesterogen sehingga menyebabkan sering buang air kecil dan terajdi pengeluaran keringat.

6)            Kebutuhan seksual

Meningkatkan vaskularisi pada vagina dan visera pelvis dapat mengakibatkan meningkatnya sensitifitas seksual sehingga meningkatkan hubungan intercourse sebaiknya ketakutan akan injure pada ibu ataupun janin akan mengakibatkan menurunnya pola seksualitas, anjuran yang diberikan yaitu jangan melakukan hubungan introcourse sesuadah buang air kecil.

7)            Kebutuhan istirahat

Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan, mandi air hangat sebelum tidur , tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk menyangga. Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat.Laukan istirahat sebanyak mungki.Demikian pula bila ada rasa sakit, bila suhu badannya tinggi, berkeringat banyak, penglihatan kurang atau berkunang-kuna, kencing sedikit, keluar cairan dari vagina dan sebagainya. Hendaknya keluhan ini ditanggapi dengan baik oleh pengawas kehamilannya. Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan radiasi atau bahan kimia terutama usia kehamilan muda.

d.             Ketidaknyamanan dan Penanganan

Menurut Putri (2015) Ketidaknyaman pada ibu hamil antara lain:

1)            Konstipasi atau sembelit

Konstipasi atau sembelit terjadi karena peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan reaksi otot sehingga usus kurang efisien.Konstipasi juga dipengaruhi karena perubahan uterus yang semakin membesar sehingga uterus menekan daerah perut.

Cara mengatasi konstipasi atau sembelit

a)             Minum air putih yang cukup  minimal 6-8 gelas/ hari

b)             Makan makanan yang berserat tinggi seperti sayuran dan buah-buahan .

c)             Lakukan olahraga ringan secara teratur seperti berjalan

2)            Edema atau pembengkakan

Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekana uterus yang membesar pada vena-vena panggul wanita.

Cara mengatasinya :

a)             Hindari menggunakan pakaian ketat

b)             Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari

c)             Posisi menghadap kesamping saat berbaring

d)            Penggunaan penyongkong atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan vena-vena panggul.

3)            Insomnia

Pada ibu hamil gangguan tidur umumnya terjadi pada trimester I dan III.Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing, gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil seperti bertambahnya ukutan rahim yang menggangu gerak ibu.

Cara mengurangi gangguan insomnia :

a)             Ibu hamil dapat menghindari kafein

b)             Sejukkan kamar tidur

c)             Usahakan tidur sebentar disiang hari

d)            Buat jadwal yang teratur

e)             Biasakan miring kiri

f)              Kurangi minum pada malam hari

g)             Minum segelas susu air hangat

4)            Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang)

Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar.

Cara mengatasi nyeri punggung :

a)   Postur tubuh yang baik

b)   Hindari membungkuk berlebihan

c)   Gunakan sepatu bertumit rendah

d)  Kompres es pada punggung

e)   Pijatan/ usapan pada punggung

f)    Pada istirahat gunakan kasur yang menyongkong atau gunakan bantal di bawah punggung.

5)            Kegerahan

Saat hamil terjadi peningkatan aliran darah, agar penuluhan zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin dapat berjalan lancar.Kondisi ini bisa menyebabkan ibu mudah kepanasan atau kegerahan.

Cara mengatasinya :

a)             Pakai baju yang longgar dan nyaman

b)            Pilihlah baju dari bahan yang mudah dan menyerap keringat seperti dari bahan katun

c)             Jaga sirkulasi darah didalam rumah agar tetap baik

d)            Hindari tempat-tempat sempit yang membuat merasa pengap

e)             Sering-sering berada diruang terbuka atau alam terbuka

f)             Perbanyak minum cairan seperti air putih maupun jus segar.

6)            Sering Buang Air kecil

Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat.

Cara mengurangi sering buang air kecil :

a)             Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing

b)            Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan memperbanyak minum saat siang hari

c)             Jangan kurangi minum unutk mencegah nokturia

d)            Batasi minum kopi, the atau soda

 

 

e.              Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

Menurut Pantiawan (2012), Tanda Bahanya Kehamilan Trimester III Antara lain:

1)            Perdarahan Pervaginam

Perdarahn pada kehamilan lanjut adalah perdarahan pada trimester dalam kehamilan sampai bayi lahir.

2)            Sakit kepala yang berat

Sakit  kepala  bisa terjadi  selama  kehamilan dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.Sakit kepala yang serius adalah sakit kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.

3)            Penglihatan kabur

Akibat  pengaruh  hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah dalam kehamilan. Masalah visual yang menindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan kabur dan berbayang.

4)            Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan

Pada saat kehamilan hampir seluruh ibu hamil mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan hilang setelah beristirahat dengan meninggikan kaki.

5)            Keluar Cairan per Vagina

Keluar cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III. Jika keluar cairan ibu tidak terasa, berbau amis dan bewarna putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban. Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm (< 37 minggu) dan komplikasi infeksi intrapartum.

6)            Gerakan Janin tidak Terasa

Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke-5 atau ke-6 beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Gerakan bayi akan lebih udah terasa jika ibu berbaring untuk beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Bayi harus bergerak 3 kali dalam 1 jam atau minimal 10 kali dalam 24 jam. Jika kurang dari itu makan waspada akan adanya gangguan janin dalam rahim seperti asfiksia janin sampai kematian janin.

7)   Nyeri Perut yang Hebat

Pada kehamilan lanjut jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak berhenti setelah beristirahat disertai tanda-tanda syok yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk dan disertai perdarahan.Nyeri perut yang hebat bisa berarti apendikstis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks.

f.              Asuhan  Pada Ibu Hamil Berbeda Setiap Kali Kunjungan

Menurut (Pangestu, 2015) , asuhan pada ibu hamil setiap kali kunjungan yaitu:

1)   Pada trimester I asuhan yang diberikan kepada ibu hamil adalah pemeriksaan kehamilan yang meliputi keadaan umum dan factor resiko tanda-tanda bahaya kehamilan, pemeriksaan tekanan darah,timbang berat badan,pemberian tablet fe,pemberian imunisasi TT,tes penyakit menular seksual, urine, golongan darah,bila anemia lakukan pemeriksaan HB.

2)   Pada trimester II asuhan yang di berikan sama dengan asuhan pada trimester pertama ditambah dengan melakukan pemeriksaan denyut jantung janin, dan penyuluhan tentang keuntungan pemberian ASI ekslusif, dan perawatan payudara.

3)   Pada trimester III asuhan yang diberikan sama dengan trimester kedua ditambah dengan melakukan palpasi abdominal (leopold I-IV) ,penyuluhan mengenai persiapan rencana persalinan, ajarkan perawatan anak,persiapan pemberian ASI, dan informasikan program KB.

2.1.2   Persalinan

a.             Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran haasil konsepsi (janin dan yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan(kekuatan sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya kontaksi persalianan sejati, yang di tandai dengan perubahan serviks secara progesif dan di akhiri dengan kelahiran placenta (Nungraheni, 2014).

Persalinan serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Kuswanti, 2014).

Persalinan atau partus adalah proses kelahiran janin pada tua kehamilan sekurang-kurangnya 28minggu atau kalau bayi yang di lahirkan beratnya 1000 gram lebih atau janin pada kehamilan cukup bulan (aterm 40 minggu), pada janin letak memanjang dan presentasi kepala, yang di susul dengan pengeluaran placenta, dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan atau pertolongan buatan.

b.             Tanda-tanda Persalinan

Menurut kuswanti (2014) Sebelum memasuki persalinan beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya/minggu/harinya biasa di sebut kala pendahuluan akan memberikan tanda-tanda sebagai berikut :

1)   Lightening atau setting dari opping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida sedangkan pada multipara tidak begitu kentara.

2)            Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun

3)   Perasaan sering atau susah kencing (polakisiria) karena kandung kemih tertekan bagian terbawah janin.

4)   Perasaan sakit di perut dan pingang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus kadang-kadang di sebut dengan fase labort pains

5)   Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah biasa bercampur darah (blody show).

 

c.              Jenis Persalinan

Menurut  Kuswanti, (2014) Jenis persalinan dibagi Menjadi 3 jenis yaitu:

1)            Persalianan spontan

Persalinan spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir

2)            Persalinan buatan

Persalinan buatan yaitu persalinan yang di bantu dari luar misalnya, vacuum ekstrasi, forchep, sc

3)            Persalinan anjuran

Persalinan anjuran yaitu terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup di laur, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan, misalnya, dengan induksi persalinan.

d.             Istilah-Istilah Yang Berhubungan Dengan Persalinan

Menurut Kuswanti, (2014), ada beberapa istilah dan persalinan antar lain:

1)            Partus Immaturus

Partus immaturus yaitu partus dimana umur kehamilan kurang dari 28minggu dan lebih dari 20 minggu dengan berat janin  antara 500-1000 gram.

 

 

2)            Partus Prematurus

Partus prematurus yaitu suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterem (cukup bulan). Berat janin anatar 1000-2500 gram atau tua kehamilan anatar 28 minggu sampai 36 minggu

3)            Partus Postmaturus

Partus serotinus yaitu partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang di perkiraan.

4)            Inpartu

Inpartu yaitu seorang wanita yang sedang dalam kea daan persalinan.

e.              Kebutuhan Dasar Selama Persalinan

Menurut Kuswati (2014),Selama proses perslinan pasien sangat membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar seperti:

 

1)            Menjaga kebersihan diri

a)             Mengajari ibu membasuh sekitar kemaluannya sesudah BAK/BAB dan menjaganya agar tetap bersih dan kering. Hal ini dapat menimbulkan kenyamanan dan relaksasi serta menurunkan risiko infeksi.

b)             Mandi di bak/shower dapat menjadi sangat menyegarkan dan menimbulkan rasa santai dan merasa sehat.

 

 

2)            Berendam

Beberapa wanita memilih untuk menggunakan kolam hanya untuk berendam pada kala I dan beberapa wanita memilih untuk melahirkan di dalam air.Di perlukan bak yang cukup dalam agar dapat menutup abdomen ibu.

3)            Perawatan mulut

Ibu yang sedang ada dalam proses persalinan biasanya napasnya berbau, bibir kering dan pecah-pecah, tenggorokan kering terutama jika dalam persalinan beberapa jam tanpa cairan oral dan tanpa perawatan mulut. Perawatan yang dapat di berikan adalah :

a)          Menggosok gigi

Ibu bersalin harus diingatkan untuk membawa sikat gigi dan pasta gigi ke rumah sakit atau rumah besalin untuk digunakan selama persalinan.

b)             Mencucui mulut

Dengan pemberian produk pencuci mulut sebagai tindakan untuk menyegarkan mulut.

c)      Pemberian gliserin

Untuk menghindari terjadinya kekeringan pada bibir, dapat digunakan gliserin dengan cara mengusapkannya.

d)            Pemberian permen

Pemberian permen untuk melembapkan mulut dan tenggorokan.

4)            Pengisapan

Ibu yang sedang dalam proses persalinannya biasanya banyak mengeluarkan keringat. Oleh karena itu gunakan kipas atau bisa juga dengan kertas atau lap yang dapat digunakan sebagai pengganti kipas.

5)            Kehadiran seorang pendamping

Fungsi hadirnya seorang pendamping pada saat persalinan yaitu mengurangi rasa sakit, membuat waktru persalinan lebih singkat dan menurunkan kemungkinan persalinan dengan operasi.Kehadiran seorang pendamping memungkinkan ibu bersalin untuk memiliki rasa percaya diri lebih besar. Pendamping persalinan bisa dilakukan oleh suami, anggota keluarga atau seseorang  pilihan ibu yang sudah berpengalaman dalam proses persalinan. Dukungan yang di berikan oleh pendamping adalah :

a)             Mengusap keringat

b)             Menemani/membimbing ibu jalan-jalan

c)             Memberikan minum

d)            Mengubah posisi

e)             Memijat punggung kaki atau kepala ibu dan melakukan tindakan yang bermanfaat

f)              Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman

g)             Membantu ibu bernafas pada saat kontraksi

h)             Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati

6)            Pengurangan rasa sakit

Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus.Selama persalinan dan kelahiran pervaginam, nyeri disebabkan oleh kontraksi rahim, dilatasi serviks dan distensi perineum.

7)            Pengaturan posisi

Membiarkan ibu bersalin untuk memilih posisi persalinan memiliki banyak keuntungan, misalnya mengurangi rasa tidak nyaman, mengurangi trauma perineum, dan menjadi lebih muda meneran. Beberapa posisi dalam bersalin :

a)             Posisi berbaring miring

Posisi ini mengharuskan ibu berbaring miring, ke kiri atau ke kanan.Salah satu kaki di angkat sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini umunya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat (ubun-ubun berada dibelakang atau di samping).

b)             Posisi jongkok

Posisi ini sudah dikenal dengan posisi bersalin yang alami.

c)             Merangkak

Pada posisi ini ibu merebahkan badan dengan posisi merangkak, kedua tangan menyanggah tubuh dan kedua kaki ditekuk sambil dibuka.

d)            Semi duduk

Merupakan posisi yang paling umum diterapkan di RS/RSB di Indonesia.Pada posisi ini ibu duduk dengan punggung bersandar pada bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka kea rah samping.

e)             Duduk

Pada posisi ini, duduklah di atas tempat dengan disangga beberapa bantal atau bersandar pada tubuh pasangan.Kedua kaki ditekuk dan di buka, tangan memegang lutut dan tangan pasangan membantu memegang perut ibu.

8)            Penerimaan terhadap sikap dan perilakunya

Penerimaan terhadap tingkah laku dan sikap juga kepercayaan mengenai apa pun yang ibu lakukan merupakan hal terbaik yang mampu ia lakukan pada saat itu. Beberapa ibu mungkin  akan berteriak pada kontraksi, beursaha untuk diam dan ada pula yang menangis.

9)            Informasi dan kepastian

 tentang hasil persalinan yang mana Setiap ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan persalinannya sehingga ia mampu mengambil keputusa dan ibu juga perlu diyakinkan bahwa kemajuan persalinannya normal.

 

f.              Perubahan Fisiologi Dan Psikologi Pada Persalinan

Sejumlah perubahan yang normal akan terjadi selama persalinan, hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat mengeinterpretasikan tanda-tanda, gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik.

1)            Perubahan fisiologi

a)             Perubahan tekanan darah

Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20 mmhg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmhg. Dianatara kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan, sehingga untuk memastikan tekanan darah yang sesungguhnya diperlukan pengukuran diantara kontraksi atau diluar kontraksi.

b)            Perubahan metabolisme

Selama persalinan metabolisme karbohidrat akan naik secara perlahan. Kenaikan ini sebagian disebabkan oleh kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh.

c)             Perubahan suhu badan

Selama persalinan suhu badan akan sedikit meningkat, suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera turun setelah kelahiran. Kenaikan dianggap normal jika tidak melebihi 0,5-1 derajat. Suhu badan yang naik sedikit merupakan keadaan yang wajar, tetapi bila keadaan ini berlangsung lama, keadaan ini mengindikasikan adanya dehidrasi.

d)            Perubahan denyut jantung

Denyut jantung di antara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode persalinan atau sebelum masuk persalinan.Hal ini mencerminkan kenaikan dalam metabolisme yang terjadi selama persalinan.Denyut jantung yang sedikit naik meruoakan keadaan normal.

e)             Pernafasan

Pernafasan terjadi sedikit kenaikan dibanding dengan sebelum persalinan, kenaikan pernapasan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri. Untuk itu diperlukan tindakan untuk mengendalikan pernafasan .

f)             Perubahan renal

Polyuri sering terjadi selama persalinan, hal ini disebabkan oleh kardiak output yang meningkat, serta karena filtrasi glomelurus serta aliran plasma ke renal. Kandung kemih harus sering di control setiap 2 jam yang bertujuan agar tidak menghambat penurunan bagian terendah janin dan trauma pada kandung kemih serta menghindari retensi urine setelah melahirkan.

g)            Perubahan gastrointestial

Kemampuan pergerakan gastric serta penyerapan makanan padat berkurang, yang akan menyebabkan pencernaan hamper berhenti selama persalinan dan menyebabkan konstipasi. Oleh karena itu ibu dianjurkan untuk tidak makan terlalu banyak atau minum berlebihan, tetapi makan dan minum semaunya untuk memepertahankan energy dan hidrasi.

h)            Perubahan hematologis

HB akan meningkat 1,2 gr/100ml selama persalinan dan kembali ke tingkat prapersalinan pada hari pertama setelah persalinan apabila tidak terjadi kehilangan darah selama persalinn.

i)              Kontraksi uterus

Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus dan penurunan hormone progesterone yang menyebabkan keluarnya hormone oksitosin.Kontraksi uterus dimulai dari fundus uteri bekerja kuat dan lama untuk mendorong janin ke bawah.

j)              Pembentukan segmen atas rahim (SAR) dan segmen bawah rahim (SBR)

SAR terbentuk pada uterus bagian atas dengan sifat otot lebih tebal dan kontratif.Pada bagian ini terdapat banyak otot serong dan memanjang.

SBR terbentang di uterus bagian bawah antara ishmus dengan serviks, dengan sifat otot yang tipis dan elastic, pada bagian ini banyak terdapat otot yang melingkar dan memanjang.

k)            Perkembangan retraksi ring

Retraksi ring adalah batas pinggiran antara SAR dan SBR, dalam keadaan persalinan normal tidak tampak dan akan kelihatan pada persalinan abnormal, karena kontraksi uterus yang berlebihan.

l)              Penarikan serviks

Pada akhir kehamilan, otot yang mengelilingi OUI di tarik oleh SAR yang menyebabkan serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR.

m)          Pembukaan OUI dan OUE

Pembukaan serviks disebabkan karena membesarnya OUE karena otot yang melingkar di sekitar ostium meregang untuk dapat di lewati kepala.

n)            Show

Show adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri dari sedikit lender yang bercampur darah, lender ini berdasarkan dari ekstruksi lender yang menyumbat canalis servikalis sepanjang kehamilan, sedangkan darah berasal dari desidua vera yang lepas.

o)            Tonjolan kantong ketuban

Tonjolan kantong ketuban disebabkan oleh adanya regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya selaput korion yang menempel pada uterus.

p)            Pemecahan kantong ketuban

Pada akhir kala I, bila pembukaan sudah lengkap dan tidak ada tahanan lagi, di tambah lagi dengan kontraksi yang kuat serta desakan janin yang menyebabkan kantong ketuban pecah, diikuti dengan proses kelahiran bayi.

2)   Perubahan psikologi

Perubahan psikologi pada ibu bersalin wajar terjadi pada setiap orang, namun ia memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ia dapat menerima keadaanyang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya (Kuswanti, 2014).

Perubahan psikologi dalam kala I

a)             Perasaaan tidak enak

b)             Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi

c)             Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah persalinan akan berjalan normal

d)            Menganggap persalinan sebagai abdomen

e)             Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya

f)              Apakah bayinya normal atau tidak

g)             Apakah ibu sanggup merawat bayinya

h)             Ibu merasa cemas

g.             Langkah-Langkah Asuhan Persalinan Normal

Menurut Prawirohardjo (2012) ,Langkah-Langkah APN Antara lain:

1)            Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II

a)             Ibu mempunyai keinginan untuk meneran

b)             Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan atau vaginanya

c)             Pereneum menonjol

d)            Vulva-vagina dan sfingter anal membuka

e)             Menyiapkan pertolongan persalinan

2)   Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 IU dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set.

3)            Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih

4)   Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua tangan degan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.

5)   Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam

6)   Menghisap oksitisin 10 IU ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakan kembali di partus set/ wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril atau tanpa mengontaminasi tabung suntik.

Memastikan Pembukaan Lengkap Dengan Janin Baik

7)   Membersihkan vulva dan pereneum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah di basahi air DTT. Jika mulut vagina, pereneum, atau anus, terkontaminasi oleh kotoran ibu membersihkannya degan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Menganti sarung tangan jika terkontaminasi ( meletakan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan DTT)

8)   Dengan mengunakan tehnik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

9)   Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan sarung tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan.

10)        Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x per menit).

Menyiapkan Ibu Dan Keluarga Untuk Membantu Proses Pimpinan Meneran

11)        Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.

12)        Meminta bantuan ibu untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu denngan posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

13)        Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran:

a)             Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

b)             Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

c)             Membantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya (tidak meminta ibu untuk berbaring terlentang).

d)            Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

e)             Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.

f)              Menganjurkan asupan cairan per oral.

g)             Menilai DJJ setiap 5 menit.

h)             Jika bayi belum lahir atau bayi belum lahir belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak ,mempunyai keinginan untuk meneran.

i)               Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.

j)               Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 menit setelah meneran, merujuk ibu dengan segera.

Persiapan Pertolongan Bayi

14)        Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm letakan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15)        Meletakan kain bersih di lipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.

16)        Membuka partus set.

17)        Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

Menolong Kelahiran Bayi

Lahirnya kepala

18)        Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6cm lindungi pereneum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat kepada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.

19)        Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih.

20)        Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi.

21)        Menunggu kepala bayi melakukan putaran faksi luar secara spontan.

Lahir Bahu

22)        Setelah kepala melakukan putaran faksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya kearah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.

23)        Setelah kedua bahu dilahirkan, memnelusuri tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah pereneum, membiarkan bahu dan lengan posterior ke tangan tersebut. Mengedalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati pereneum. Gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat di lahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

24)        Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

Penanganan Bayi Baru Lahir

25)        Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakan bayi ditempat yang memungkinkan). Bila bayi megalami asfiksia, lakukan resusitasi.

26)        Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit ibu-bayi lakukan penyuntikan oksitosin per IM.

27)        Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang klem kedua cm dari klem pertama (kearah ibu).

28)        Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindiungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut.

29)        Mengeringkan bayi, menggati handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bnagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka, jika bayi mengalami kesulitan bernafas ambil tindakan yang sesuai.

30)        Memberikan bayi ke[pada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk ibunya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.

Oksitosin

31)        Meletakan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi Abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

32)        Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

33)        Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10 IU IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

Penegangan Tali Pusat Terkendali          

34)        Memindahkan klem pada tali pusat

35)        Meletakan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu, tepat diatas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

36)        Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus karah atas dan belakang (dorsoterikranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hinga kontraksi berikut mulai.

37)        Setelah plasenta terlepas meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.

38)        Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan 2 tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

Pemijatan Uterus

39)        Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

Menilai Perdarahan

40)        Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakan plasenta didalam kantung plastik atau tempat khusus. 

41)        Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perinium dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

Melakukan Prosedur Pasca Persalinan

42)        Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

43)        Mencelupkan kedua  tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarungan tangan tersebut dengan air DTT dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

44)        Menempatkan klem tali pusat DTT atau steril atau mengikatkan tali DTT dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45)        Mengikat 1 lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan simpul magti yng pertama.

46)        Melepaskan klem bedah dan meletakannya kedalam larutan klorin 0,5%.

47)        Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48)        Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

49)        Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarah pervaginam:

50)        Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase ]uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

51)        Mengevaluasi kehilangan darah.

52)        Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit jam ke 2 pasca persalinan.

Kebersihan Dan Keamanan

53)        Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.

54)        Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah yang sesuai.

55)        Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT, membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah, membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

56)        Memastikan ibu bahwa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan.

57)        Mendekontaminasi daerah yang di gunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih.

58)        Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam klorin 0,5%, membalikan bagian dalam keluar dan merendamnya dalam laruta klorin 0,5% selama 10 menit.

59)        Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi

60)        Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

2.1.3   Bayi Baru Lahir

a.             Pengertian

Bayi Baru Lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badab 2.500-4000 gram, nilai apgar >7 dan cacat bawaan ( Rukiyah, 2013).

Neonatus  ialah  bayi  yang  baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan eksta uterin. Beralih dari ketergantunga mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi.

b.             Tanda-Tanda Bayi Baru Lahir

Menurut Rukiyah (2013) Bayi  baru  lahir  dikatakan  normal  jika mempunyai beberpa tanda  antara lain :

1.             Appearance color(warna kulit)

2.             seluruh tubuh kemerah-merahan

3.              pulse (frekuensi jantung) >100x/menit

4.             grimace(reaksi terhadap rangsangan), menangis, batuk/bersin,

5.              activity(tonus otot), gerakan aktif,

6.             respiration (usaha bernafas), bayi menangis kuat.

c.              Penampilan Bayi Baru Lahir

Menurut Rukiyah (2013) , yang inilai dari penampilan Bayi Baru Lahir antara lain:

1)            Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan, ransangan sakit, atau suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.

2)            Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan yang simetris pada waktu bangun. Adanya tumor pada bibir, kaki dan tangan waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini terjdi paa waktu tidur, kemunkinan gejala suatu kelainan yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

3)            Simetris, apakah secara keeluruan badan seimbang , kepala,apaka terlihat simetris,benjolan seperti tumor yang lunak di belakang atas yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang ini disebabkan akibat proses kelahiran, benjolan pada kepala tersebut hanya terdapat dibelahan kiri atau kanan saja, atau dari sisi kiri daan kanan tetapi tidak melampaui garis  tengh bujur kepala, pengukuran lingkar kepala dapat ditunda samai kondisi banjol (caput sucsedaneum) dikepala hilang dan jika terjadi moulase, tungggu hingga kepala bayi kembali pada bentuknya semula.

4)            Wajah, ekspresi wajah, mata: perhatikan keimetrisan antara mata kanan dan kiri, perhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang akan menghilang dalam waktu 6 minggu.

5)            Mulut, penampilannya harus simetris, idak ada tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak terdapat pada bayi normal, bila terdapat secret yang berlebiha, perhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa bercak merah yang akan menghilang dalam waktu 6 minggu.

6)            Leher,dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat persalinan;perhatikan ada tidanya kelainan pada pernafasan bayi, karena bayi biasanya masih ada pernafasan perut.

7)            Punggung : adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung dengan lekukan yang kurang sempurna; bahu, tangan, sendi, tungkai; perlu diperhatikan bentuk, gerakan, fraktur (bila ekstremitas lunglai/kurang gerak), farices.

8)            Kulit dan kuku: dalam keadan normal kulit berwarna kemerahan, kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas mengelupas ringan, pengelupasan yang berlebihan harus dipikrkan kemungkinan adanya kelainan, waspada timbulnya kulit dengan warna yang tak rata (cutis marmorata) ini disebabkan karena temperature dingin,telapak tangan, telapak kaki, atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat dan kuning, bercak-bercak besar biru yang serig terdapat disekitar bokng (mongolion spot) akan mnenghilang pada umur 1-5 tahun.

9)            Kelancaran menghisap dan pencernaan : harus diperhatikan ; tinja dan kemih di haapkan keluar dalam 24 jam pertama, waspada bila terjadi perut yang tiba membesar, tanpa keluarnya tinja, disertai muntah, dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap segegra konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, untuk kemungkinan hirschprung/congenital megacolon.

10)        Refleks :reflex rooting; bayi menoleh kea rah benda yang menyentuh pipi, refleks hisap terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir, yang disertai refleks menelan; refleks moro ialah timbul pergerakan tangan yang simetris seperti merangkul apabila keapala tiba-tiba digerakan;refleks mengeluarkan lidah terjadi apabila diletakan benda didalam mulut, yang sering ditafsirkan bayi menoak makanan/minuman.

11)        Berat badan : sebaiknya tiap hari dipantau berat badan lebih dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan kekurangan cairan.   

d.             Penilaian Bayi Untuk Tanda-Tanda Kegawatan

Menurut Yulianti (2013), Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/kelainan yang menunjuan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinatakan sakit apabila mempunayai salah satu atau beberapa tanda antara lain ; sesak nafas, frekuensi pernafasan 60x /menit, gerah retraksi di dada,malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah, kurang aktif, berat lahir rendah (500-2500 gram) dengan kesulitan minum.

Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalnan telah melakukan upaya pencegahan infeksi seperti berikut:

1)            Cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi

2)   Pakai sarung tangan bersih at menangani bayi yang belum dimandikan.

3)   Semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan telah di DTT atau steril. Khusus untuk bola karet penghisap lender jangan dipakai untuk lebih dari satu bayi

4)   Handuk, pakaian atau kain yang akan digunakan dalam keadaan bersih (demikian juga dengan timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dll)

e.              Penilaian Bayi Baru Lahir

Menurut Rukiyah (2013) Segera setelah bayi lahir letakan bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan diatas perut ibu (bila tidak memungkinan, P;letakan di dekat ibu misalnya diantara kedua kaki ibu atau disebelah ibu) pastikan area tersebut bersih dan keringkan bayi terutama muka dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih.

Kemudian lakukan 2 penilaian awal sebagai berikut:

1)            Apakah bayi menangis dengan kuat dan/ benafas tanpa kesulitan ?

2)            Apakah bergerak dengan aktiv atau lemas ?

f.              Inisiasi Menyusui Dini

Menurut Febrianti ( 2013) Untuk mempercepat ikatan batin antara ibu dan bayi, setelah melahirkan sebaiknya bayi segera diletakan di dada ibunya sebelum bayi itu dibersihkan sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam antara ibu dan anak.Penelitia membuktikan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan memang baik bgi bayi. Naluri bayi aka membimbingnya saat baru lahir satu jam pertama setelah bayi lahir,insting bayi membawanya untuk mencari putting ibunya, perilaku tersebut dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusui Dini (Menurut Febrianti, 2013).

Penatalaksanaan IMD yaitu diantaranya :

1)   Anjurkan suami atau keluarga unttk mendampingi saat prsalinan

2)   Hindari pemberian obat kimiawi saat persalinan

3)   Segera keringkan bayi tanpa menghilangkan lapisan lemak putih (verniks)

4)   Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tenkurapkan bayi di dada atau perut ibu agar tejadi snetuhan kulit , dan kemudian selimuti keduanya agar tidak kedinginan

5)   Anjurkan ibu memberikan sentuhan kepada bayi untuk merangsang bayi mendeteksi putting

6)   Biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibunya

7)   Biarkan kulit ibu dan kulit bayi bersentuhan minimal 1 jam walaupun prosesmenyusui telah terjadi

8)   Tunda tindakan lain seperti mengukur,menimbang adan memberikan suntkan vitamin k1sampai proses menyusu pertama selesai

9)   Proses menyusui dini dan kontak kulit ibu dan bayi  harus di upayakan meskipun  melahirkan dengan cara operasi atau tindakan lain

10)        Berikan ASI saja tanpa memberikan minuman atau carian lain, kecuali ada indikasi media yang jelas.

g.             Pencegahan kehilangan Panas

Menurut Yulianti (2013) Mekanisme pengaturan temperature bayi baru alhir belum brfungsi sempurna.oleh karena itu jika tidak dilakukan pencegahan kehilangan panas maka bayi akan mengalami hipotermi. Bayi dengan hipotermi sangat beresiko mengalami  kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringka dan diselimuti walau dalam ruangan hangat (Menurut Yulianti, 2013).

h.             Mekanisme Kehilangan Panas

Menurut Yulianti (2013) Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui

1)            Eva-porasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh  bayi sendiri karena setelah lahir tidaak segera dikeringkan

2)            Konduksi, yaitu kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaanyang dingin

3)            Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang dingin,misalnya kipas angin.

4)            Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi.

i.               Mencegah Kehilangan Panas

Menurut Yulianti ( 2013), cara mencegah kehilangan panas adalah sebagai berikut:

1)            Keringkan bayi setelah lahir untuk mencegah terjainya evaporasi dengan menggunakan handuk atau kain (menyeka tubuh bayi merupakan rangsangan taktil untuk membantu memulai pernaasan)

2)            Selimuti tubuh bayi dengan kain  bersih dan angat setelah mengeringkan tubuh bayi dan memotong tali pusat.

3)            Selimuti bagian kepala karena kepala merupakan permukaan tubuh yang relative luas dan   bayi akan cepat kehilangan panas jika tidak ditutupi

4)            Anjurkan ibu memeluk dan menyusui bayinya. Sebaiknya pemberian ASI harus dalam waktu 1 jam setelah lahir

5)            Tempatkan bayi dilingkungan hangat, yang paling ideal adlah beram ibunya agar menjaga kehangatan tubuh bayi, mendorong ibu agar segera menyusui bayinya dan mencegah paparan inveksi pada bayi

6)            Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir. Sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahuku selimuti bayi dengan kain yang kering dan bersih.

 

 

j.               Merawat Tali Pusat

        Menurut Rukiyah (2013) Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil maka lakukan pengikatan talipusat. Yang pertama dilakukan adalah menelupkan tangan yang masih menggunakan andskon kedalam larutan klorin0,5% untk membersihkan darah dan secret  lainnya.kemudian bilas dengan air DTT, lalu keringkan dengan handuk bersih dan kering. Ikat putung talipusat dengan jarak 1 cm dari dinding perut bayi.Gunakan penjepit tali pusat plastic DTT/steril.kemudian selimuti bayi kembali dengan menggunakan kain bersih dan kering.

k.             Pemberian ASI

Menurut Rukiyah (2013) Rangsangan isapan bayi pada putting susu ibu  kan diteruskan oeh serabut saraf ke hipofie anterioruntuk mengeluarkan horrmon prolactin.diman hormone inilah yang akan memacu payudara untuk menghasilkan ASI.pada hari-hari pertama keahiran bayi,apabila hispan putting susu cukup kuat maka akan dihasilkan secara bertahap menghasilkan 10-100cc ASI.produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI 700-800 cc/hari. Prodksi ASI  mulai menurun (500-700 cc) setelah 6 bulan pertama dan (400-600 cc) pada 6 bulan kedua.produksi ASI akan menjadi 300-500 cc pada tahun kedua usia anak.

 

l.               Profilaksi Perdarahan pada Bayi Baru Lahir

Menurut  Rukiyah (2013), Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1mg intramuskuler di paha kiri segera mungkin untuk menegah pendarahan pada bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin k yang dpat dialami oleh sebagian bayi  baru lahir.

m.           Asuhan bayi baru lahir

Menurut Rukiyah (2013)Asuhan bayi baru lahir berbeda setiap kali kunjungan yaitu:

1)            Kunjungan I (6-48 jam setelah bayi lahir)

a)             Mempertahankan suhu tubuh bayi, hindari memandikan hingga sedikitnya 6 jam dan hanya setelah itu.

b)             Pemeriksaan fisik bayi dari kepala hingga kaki.

c)             Beritahu ibu tanda-tanda bahaya yang harus dikenali ibu.

d)            Lakukan perawatan tali pusat pertankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara, lipatlah popok di bawah pusat, jika tali pusat terkena kotoran atau tinja cuci lah dengan sabun dan air.

e)             Memberikan imunisasi hepatitis B-0.

2)            Kunjungan ke II (hari 3-7 hari setelah bayi lahir)

a.              Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering

b.             Periksa tanda bahaya

c.              Menjaga suhu tubuh

d.             Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif, pencegahan hiportemi.

e.              Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

3)            Kunjungan ke III (hari ke 8 sampai dengan hari ke-28)

a)             Pemeriksaan fisik

b)             Menjaga kebersihan bayi

c)             Konseling tentang tanda bahay bayi baru lahir

d)            Memberitahu ibu tentang imunisasi BCG

e)             Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan

2.1.4   Masa Nifas

a.             Pengertian

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah placenta keluar sampai alat-alat kandungan kembali normal seperti sebelum hamil (Purwanti, 2012).

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, placenta, serta selaput yang di perlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2012).

Masa nifas dimulai setelah lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas adalah dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika organ-organ reproduksi kembali seperti semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu (Sundawati, 2014).

b.             Kebutuhan Masa Nifas

Menurut  Sundawati (2014) , Kebutuhan masa nifas antara lain:

1.             Nutrisi dan Cairan

Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi

2.             Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari

3.    Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

4.             Minum sedikitnya 3 liter setiap hari

5.             Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum

6.             Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit

c.              Zat-zat yang dibutuhkan ibu post partum 

Menurut Sundawati, (2014)

1)            Kalori

2)            Kalsium dan vitamin D

3)            Magnesium

4)            Sayuran hijau dan buah

5)            Karbohidrat kompleks

6)            Lemak

7)            Garam

8)            Cairan

9)            Vitamin

10)        Zinc

11)        DHA

d.             Senam nifas

Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6 minggu. Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal ini tersebut dapat dilakukan dengan cara latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan sampai dengan hari ke sepuluh.

1.             Beberapa factor yang menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam nifas antara lain.

a)   Tingkat kebugaran tubuh ibu

b)   Riwayat persalinan

c)   Kemudahan bayi dalam pemberian asuhan

d)  Kesulitan adaptasi post partum

2.             Tujuan senam nifas adalah sebagai berikut

a)   Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu

b)   Mempercepat proses involusio uteri

c)   Membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut dan perineum

d)  Memperlancar pengeluaran lochea

e)   Membantu mengurangi rasa sakit

f)    Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan

g)   Mengurangi kelainan dan komplikasi masa nifas

3.             Manfaat senam nifas

a)   Membantu meperbaiki sirkulasi darah

b)   Memperbaiki sikap tubuh dan punggung pasca persalinan

c)             Memperbaiki otot tonus, pelvis dan peregangan otot abdomen

d)            Memperbaiki dan memperkuat otot panggul

e.              Perubahan Fisiologi Masa Nifas

Menurut Sundawati  (2014),Perubahan fisiologi masa nifas terdiri dari:

1)            Perubahan fisiologi masa nifas pada system reproduksi

Perubahan alat-alat genetalia internal maupun eksternal kembali seperti semula seperti sebelum hamil disebut involusi.Bidan dapat membantu ibu untuk mengatasi dan memahami perubahan-perubahan:

a)             Involusi uterus

b)             Involusi tempat placenta

c)             Perubahan ligament

d)            Perubahan pada serviks

e)             Lochea

f)              Vulva, vagina dan perineum

2)            Perubahan fisiologi Masa Nifas pada Sistem Pencernaan

Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya tingginya kadar progesterone yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos :

 

a)             Nafsu Makan

b)             Motilitas

c)             Pengosongan usu

3)            Perubahan Fisiologi Masa Nifas Pada Sistem Perkemihan

Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan:

a)             Hemostatis Internal

b)             Keseimabangan Asam Basa Tubuh

c)             Pengeluaran sisa metabolism racun dan zat toksin ginjal

 

4)            Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada Sistem Muskuloskeletal

Perubahan system musculoskeletal terjadi pada saat umur kehamilan semakin bertambah. Adapatsi musculoskeletal ini mencakup : peningkatan berat badan, bergesernya pusat akibat pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas:

Adapatsi system musculoskeletal pada masa nifas, meliputi :

a)             Dinding perut dan eritoneum

b)             Kulit abdomen

c)             Striae

d)            Perubahan ligament

e)             Simpisis Pubis

5)            Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada Sistem Endokrin

Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada system endokrin. Hormone-hormon yang berperan pada proses tersebut.

a)             Hormon placenta

b)             Hormone pituitary

c)             Hipotalamik pituitary ovarium

d)            Kadar esterogen

6)            Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada tanda-tanda Vital

Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus dikaji antara lain:

a)             Suhu badan

b)             Nadi

c)             Tekanan darah

d)            Pernafasan

7)            Perubahan Fisiologis pada Sistem Kardiovaskuler

Volume darah normal yang di perlukan placenta dan pembuluh uterin, meningkat selama kehamilan.Diuresis terjadi akibat adanya penurunan hormone esterogen yang dengan cepat mengurangi volume plasma menjadi normal kembali.Meskipun kadar esterogen menurun selama nifas, namun kadarnya masih tetap tinggi dari pada normal. Plasma darah tidak banyak mengandung cairan sehingga daya koagulasi meningkat.

8)            Perubahan Fisiologis Masa Nifas pada Sistem Hematologi

Pada minggu-minggu terkahir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta factor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga , meningkatkan factor pembekuan darah.

Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000 selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari pertama masa post partum. Jumlah sel darah putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa adanya kondisi patologi jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.

f.              Asuhan Masa Nifas

Menurut Susanti (2015) , asuhan masa nifas terdiri dari:

1.             Asuhan nifas 2-6 jam pertama setelah persalinan

Menilai apakah terjadi perdarahan yang lebih banyak, agar dapat dilakukan tidakan segera dan memeriksa bayi untuk pertama kali, memastikan bahwa bayi tetap hangat.

Pemeriksaan fisik dan penilaian di lakukan untuk memastikan keadaan ibu. Mengenali tanda-tanda resiko untuk deteksi dini ibu bayi sebagai upaya untuk mengetahui apa yang hatrus di lakukan . Pemeriksaan fisik dan penilaian 2-6 jam ibu postpartum

a)             Kesehatan umum

b)            Tanda-tanda vital

c)             Uterus

d)            Lochea

e)             Kandung kemih

f)               Jalan lahir

Ada enam hal pada asuhan untuk ibu, yaitu mencegah perdarahan hebat, membantu agar uterus lembek berkontraksi, merawat kebersihan jalan lahir, mengosongkan kandung kemih, member minum atau makan, serta mengenali tanda-tanda bahaya.

 

2.             Asuhan nifas 2-6 hari pertama setelah persalinan

Analisis data medicare mengungkapkan bahwa dalam 6 bulan pertama rata-rat jumlah kunjungan oleh ibu dan bayinya ke dokter adalah 7,7% dengan 57% kunjungan untuk bayi dan 43% kunjungan untuk ibu. Suatu studi melaporkan masalah kesehatan ibu selama 6 bulan yang mengidentifikasikan bahwa 94% ibu memiliki lebih dari satu masalah kesehatan dan setengahnya memerlukan bantuan lebih lanjut.

3.             Asuhan nifas minggu ke-2 setelah persalinan

Asuhan nifas minggu ke-2 yaitu melanjutkan pemantauan keadaan ibu dan bayi dari kunjungan sebelumnya. Tujuan asuhan 2 minggu postpartum sama dengan asuhan 2-6 hari post partum, yaitu untuk memastikan ibu dalam keadaan sehat, involusi uterus berlangsung dengan normal, dan ibu sudah menyusui dengan lancar.

Proses penatalakasanaan asuhan kebidanan pada ibu 2 minggu post partum dimulai dari pengakajian riwayat dan pemeriksaan fisik. Asuhan yang di berikan pun hamper sama dengan asuhan hari ke 2-6 postpartum. Pada kunjungan 2 minggu postpartum ini juga biberikan pemahaman tentang pencegahan terhadap putting lecet dan mastitis serta infeksi nifas.

 

4.             Asuhan nifas minggu ke-4 sampai minggu ke-6 setelah persalinan

Asuhan nifas minggu ke-4  sampai minggu ke-6 merupakan kelanjutan pemantauan keadaan ibu dan bayi dari kunjungan sebelumnya. Asuhan nifas bagi ibu dan bayi pada minggu keenam dapat dilakukan ditempat pelayanan kesehatan.Pemeriksaan 4-6 minggu setelah persalinan terdiri dari evaluasi data yang tersedia, mulai dari hamil, dan masa nifas.Pada kunjungan dapat dilakukan.

a)             Penapisan terhadap kontraindikasi untuk metode KB tertentu

b)            Pengkajian riwayat kesejahteraan ibu sejak kunjungan terakhir sampai saat ini

c)             Evaluasi tambahan yang spesifik tentang pemeriksaan fisik dan pelvis yang berhubungan dengan kembalinya fungsi reproduksi.

2.2         Keluarga Berencana

a.             Pengertian

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu pemerintah mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan  ( Sulistyawati, 2013).

Keluarga berencana ( disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bias dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom spiral, IUD, dan sebagainya.

b.             Tujuan keluarga berencana

Tujuan keluarga berencana di Indonesia adalah :

1.             Tujuan Umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera ) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

2.             Tujuan Khusus

f)              Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi

g)             Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi

h)             Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

c.              Perencanaan Keluarga

Keluarga terdiri dari pasangan suami istri yang sah dan anak. Untuk mewujudkan perencanaan keluarga tersebut dapat dilihat pada pola perencanaan keluarga sebagai berikut :

1.             Fase menuda atau mencegah kehamilan bagi pasangan suami istri dengan usia kurang dari 20 tahun dianjurkan menunda kehamilan disebakan pada usi tersebut organ reproduksi belum matang sehingga resiko penyulit atau komplikasi terkait dengan kehamilan, persalinan, dan nifas sangat tinggi.

2.             Fase menjarangkan kehamilan pada periode usia istri 20-30 atau 35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk hamil, melahirkan dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun.

3.             Fase menghentikan atau mengakhiri kehamilan atauj kesuburan adalah periode usia istri diatas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak, karena jika terjadi kehamilan, persalinan pada periode ini ibu mempunyai resiko tinggi.

d.             Alat kontrasepsi

Alat kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk mengurangi kemungkinan terbentuknya atau mencegah kehamilan dengan secara fisik mencegah spermatozoa memasuki kavum endrometrium dan tuba fallopi.

 

 

 

 

 

 

Jenis-jenis kontrasepsi yakni sebagai berikut :

1)            Kontrasepsi non Hormonal

a)             Metode sanggama terputus

a.              Pengertian

Metode KB tradisional dimana pria mengeluarkan   alat kelaminnya dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.

b.             Keuntungan

Efektif bila dilakukan dengan benar, dapat digunakan sebagai pendukung KB lain, dan tidak ada efek samping serta tidak butuh biaya.

c.              Keterbatasan

Efektivitas tergantung pada kesediaan pasangan, efektivitas jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat di penis, menggangu hubungan seksual, dan tidak dapat dipakai pada suami  dengan riwayat ejakulasi dini.

b)             Metode Lendir servis

(1)          Pengertian

Metode KB dengan cara menghindari senggama pada masa subur.

 

 

(2)          Keuntungan

Digunakan untuk menghindari kehamilan, tidak ada efek samping sistemik, dan murah.

(3)          Keterbatasan

Efek tergantung kemauan dan disiplin pasangan, dibutuhkan pelatih untuk membuat ibu mengenali masa suburnya, dan tidak boleh digunakan untuk psien siklus haid tidak teratur.

c)             Kondom Pria

a.              Pengertian

Merupakan sarung karet yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.

 

b.             Keuntungan

Efektifitas bila digunakan dengan benar, tidak mengganggu produksi ASI, tidak ada efek samping sistemik, murah dan dapat dibeli umum, mencegah penularan IMS, dan mencegah ejakulasi dini.

c.              Keterbatasan

Efektifitas tidak terlalu tinggi, agak mengganggu hubungan seksual, pada beberapa pasien bias menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi, dan tidak sesuai untuk pria yang alergi terhadap bahaya dasar kondom.

d)            Metode Diafragma

1.             Pengertian

Adalah cap berbentuk bulat cembung yang terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan  seksual dan menutup servik.

2.             Keuntungan

Efektif bila digunakan dengan  benar, tidak mengganggu prosuksi ASI, tidak ada efek samping sistemik, murah dan dapat mencegah penularan IMS dan mencegah ejakulasi dini.

3.             Keterbatasan

Efektifitas tidak terlalu tinggi, pada beberapa klien bias menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi, dan tidak sesuai untuk pria yang alergi terhadap bahan dasar kondom.

e)             Spermisida

(1)          Pengertian

Adalah bahan kimia yang digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk Aerosol, tablet Vagina, serta krim.

(2)          Keuntungan

Efektif seketika, tidak ada efek samping sistemik, meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual, mudah digunakan, dan perlindungan terhadap IMS.

(3)          Keterbatasan

Efektivitas kurang dan efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam.

f)              Metode Amenore Laktasi (MAL)

(1)          Pengertian

Adalah kontrasepsi yang menggunakan pemberian ASI

(2)          Keuntungan

a.              Kontrasepsi

Efekstifitas tinggi, segera efektif, tidak mengganggu senggama, tidak ada efek samping sitemik, tidak perlu pengawasan medis, dan tidak perlu obat atau alat serta tanpa biaya.

b.             Non Kontrasepsi

Untuk bayi mendapat kekebalan pasif dari ASI, sumber asupan gizi yang baik untuk tumbuh kembang optimal, terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu formula, atau alat minum yang dipakai.

(3)          Anjuran

Ibu dianjurkan untuk memili metode kontrasepsi lain dan tetap dianjurkan untuk melanjutkan ASI jika ; ketika mulai memberikan makanan pendamping bayi secara teratur (menggantikan satu kali menyusu), ketika haid sudah kembali, bayi menyusu tidak kering, dan bayi brumur 6 bulan atau lebih.

g)             Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

1)             Pengertian

Yaitu alat kontrasepsi yang dipasang di dalam Rahim

2)             Keuntungan

Efektivitas tinggi, dapat efektif segera setelah pemasangan, metode jangka panjang, tidak mempengaruhi hubungan seksual, tidak ada efek samping hormonal, tidak mempengaruhi kualits dan volume ASi, dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus, dan tidak ada interaksi dengan obat-obatan.

3)             Kerugian

Efek samping ( perubahan siklus haid, haid lama serta banyak, perdarahan diantara siklus menstruasi, saat haid terasa nyeri), komplikasi lain ( nyeri sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid, dan perforasi dinding uterus), tidak dapat digunakan pada pasien dengan IMS atau yang sering berganti  pasangan, penyakit radang panggul dapat terjadi pada perempuan IMS yang memakai AKDR, seringkali pasien takut selama pemasangan, sedikti nyeri dan perdarahan segera pemasangan AKDR ( biasanya hilang dalam 1-2 hari) , pasien tidak dapat melepas AKDR sendiri harus dibantu oleh petugas kesehatan terlatih AKDR mungkin keluar dari uterus dengan sendirinya, tidak mencegah kehamilan ektopik, dan perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR (Obstetric, 2014;74)

4)             Ketentuan tidak dapat memakai AKDR

Sedang hamil ( diketahui hamil atau kemungkinan hamil), perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi), sedang menderita infeksi alat genital, tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita penyakit radang panggul atau abortus septik, kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak Rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri, penyakit troboblast, dan ukuran rongga Rahim kurang dari 5 cm.

5)             Instruksi pemasangan

Waktu pemasangan AKDR ( setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan pasien tidak hamil, segera setelah melahirkan, setelah abortus apabila tidak ada gejala infeksi, selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi), pasien kembali memeriksa diri. Setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR, pemeriksaan keberadaan benang, AKDR harus dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih awal bila diinginkan, kembali memeriksa (jika tidak dapat meraba benang AKDR, merasakan bagian yang keras dari AKDR,AKDR terlepas dengan sendirinya, terjadi pengeluaran cairan vagina yang mencurigakan, dan adanya infeksi (obstetric,2014;75)

 

 

h)             Kontrasepsi mantap

1)             Tubektomi

a.              Pengertian

Adalah prosedur bedah sukarela untuk   menghentikan fertilitas seorang perempuan secara permanen. Tubektomi dilakukan dengan mengikat dan memotong tuba sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

b.             Manfaat

Kontrasepsi sangat efektif, permanen, baik bagi pasien apabila kehamilan menjadi resiko kesehatan yang serius, pembedahan sederhana, dan tidak ada perubahan dalam fungsi seksual dan non kontrasepsi berkurangnya resiko kanker ovarium.

c.              Keterbatasan

Pasien dapat menyesal di kemudian hari, rasa tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan, dan harus dilakukan oleh dokter terlatif.

d.             Syarat pasien yang dapat menjadi tubektomi

Usia  diatas 26 tahun, peritas lebih dari 2, yakni telah mempunyai jumlah anggota keluarga yang sesuai dengan kehendaknya, kehamilan akan menimbulkan resiko kesehatan  yang serius, pasca persalinan atau pasca keguguran, dan paham secara sekarela setuju dengan prosedur ini.

2)             Vasektomi

a.               Pengertian

Adalah  prosedur  klinis  untuk  menghentikan  kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma terlambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.

b.             Instruksi

Pertahankan perban selama 3 hari, luka yang sedang dalam penyembuhan jangan ditarik, hindari mengangkat barang dan kerja keras selama 3 hari, boleh bersanggama setelah 3 hari namun untuk mencegah kehamilan gunakan kondom atau kontrasepsi lain selama 3 bulan, d an periksa semen 3 bulan pasca vasektomi atatu sesudah 15-20 kali ejakulasi.

c.              Kondisi memerlukan perhatian khusus.

      Infeksi kulit pada daerah operasi, infeksi sitemik yang sangat menggangu, hidrokel atau varikel yang membesar, hernia inguinaris, filariasis, undesensus, testikularis, massa introsklotalis, dan anemia berat. 

2)            Kontrasepsi hormonal

a)             Pil KB kombinasi

(1)          Jenis

Monofasik 21 tabel,mengandung hormone estrogen dan progesterone dalam dosis yang sama 7 tablet tanpa hormone aktif, bifasik 21 tablet mengandung hormone estrogen dan progesteron dengan dosis berbeda dan 7 tablet tanpa hormone aktif, dan trifasik tablet mengandung hormone estrogen dan progesteron dengan tiga dosis berbeda dan 7 tablet tanpa homone aktif.      

(2)          Manfaat

Efektivitas tinggi jika diminum setiap hari, tidak menggagu hubungan seksual, dapat digunakan jangka panjang, dapat digunakan sejak remaja hingga menopause, mudah dihentikan setiap saat dan kesuburan segera kembali ketika pil di hentikan, dapat menjadi kontrasepsi darurat, membantu mencegah kelamin ektopik, karsinima ovarium, karsinoma endrometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelamin jinak pada payudara, dan disminore.

(3)          Keretbatasan

Mahal dan membosankan karena diminum tiap hari,   mual terutama pada 3 bulan pertama, perdarahan bercak pada 3 bulan pertama, pusing, nyeri payudara, berat badan naik, berhenti haid amenore, tidak bole pada pasien menyusui, pada sebagai dapat menimbulkan depresi, dapat meningkatkan tekanan darah, dan tidak mencegah IMS.

(4)          Instruksi penggunaan

Pil diminum setiap hari lebih baik saat yang sama, pil pertama dimulai dari hari pertama ke hari ketujuh saat siklus haid, setelah melahirkan pil dapat diberikan saat setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif atau setelah 3 bulan dan tidak menyusui, bila lupa minum 1 pil ( hari 1-21) sebaiknya minum pil tersebut segerah setelah ingat walau harus minum 2 pil, setiap hari sampai sesuai  jadwal  yang belum ditetapkan atau sebaiknya menggunakan alat kontraksepsi tambahan seperti kondom, dan bila tidak haid bias segera lakukan tes kehamilan.

b)             Suntik Kombinasi

a)             Jenis

25 mg depo mendroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat ijeksi secara IM sebulan sekali ( cyclofem ) dan 50 mg noretindron enatal dan 5 mg estradiol valerat injeksi IM sebulan sekali.

b)             Keuntungan

Kontraksepsi resiko terhadap kesehatan kecil, tidak berpengaruh pada hubungan seksual,tidak di perlukan pemeriksaan dalam, jangka panjang, efek samping kecil, dan pasien tidak perlu menyimpan obat suntik sedangkan non kontraksepsi mengurangi jumlah perdarah nyeri haid, mencegah kehamilan ektopik, ca ovarium serta ca endometrium dan mengurangi penyakit payudara jinak derta kista ovarium.

c)             Ketrbatasan

Terjadi perubahan pola haid, perdarahan bercak,mual, sakit kepala,nyeri payudara ringan, ketergantungan terhadap pelayanan kesehatan, dapat terjadi efek sampng serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru, berat badan bertambah ,dan kemungkinan terhambatnya pemulihan kesuburan setelah berhenti.

d)            Intruksi penggunaan

Suntikan diberikan setiap bulan injeksi IM dalam, suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid, jika pasien tidak haid suntikan pertama dapat diberikan setiap saat asal dapat dipastikan pasien tidak hamil, jangan berikan suntikan pada pasien menyusui, bila tidak haid lebih dari 2 bulan pasien harus tes kehamilan, pasien yang lagi mengkomsumsi obat paket tidak disarankan  menggunakan alat kontraksepsi ini.

c)             Suntikan progestin

(1)          Jenis

Depo medrosi progesterone asetet ( DMPA), mengandung 150 mg DMPA yabg diberikan secara injeksi IM setiap 3 bulan ( daerah bokong) dan depo noretisteron ( Depo Noristerat ), mengandung 200 mg noretindron anantat, diberikan tiap bulan dengan injeksi IMS.

 

 

(2)          Keuntungan

Sangat  efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak mengdung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, sedikit efek samping, dapat digunakan wanita di atas35 tahun, membantumencegah Ca endrometrium dan kehamilan ektropik, serta menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.

(3)          Keterbatasan

Sering ditemukan gangguan haid (siklus haid memajang/memendek, perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau bercak, dan tidak haid sama sekali ), pasien sangat bergantung pada pelayanan kesehatan tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntik berikut ,kesuburan terlambat kembali (karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari depo), dan penggunaan jangka panjang menurunkan kepadatan tulang kekeringan pada vagina, libido menurun dan sakit kepala serta jerawat.

 

(4)          Instruksi penggunaan

Suntikan dierikan setiap saat selamaa siklus haid, kontraksepsi DMPA diberikan tiap 3 bulan  dengan injeksi IM dalam pada bokong, dan pemberian kontraksepsi suntikan noristerat untuk 3 injeksin berikutnya diberikan setiap 8 minggu.

d)            Pil progesterin ( mini pil)

(1)          Jenis

Kemasan isi 35 pil (300ug levonorgestrel atau 350 ug moretindron) dan  kemasa isi 28 pil ( 75 ug norgestrel).

(2)          Keuntungan

Kontrasepsi sangat efektif bils digunakan seca benar, tidak menggagu hubungan seksual, tidak mempengaruhi ASI, kesuburan cepat kembali ,nyaman dan mudah digunakan sedikit efek sampig, dapat di hentikan setiap saat, dan tidak mengandung esterogen sedangkan pada non kontraksepsi mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid,mencegah kanker endroetrium, dapat diberikan pada penderita endrometriosis, keurang menyebkan ( peningkatan tekanan darah, nyeri kepala,dan depresi), dapat mengurangi keluhan premensntual, dan relative aman diberikan pada pasien diabetes.

(3)          Keterbatasan

Hampir 20-60 % mengalami gangguan haid, berat badan naik harus digunakan setiap hari pada waktu yang sama, bila lupa 1 pil kegagalan lebih besar, payudara teng, mual, pusing, dermatitis, jerawat atau hirsutisme resiko  kehamilan ektopik meningkat, dan efaktivasi menurun jika digunakan  bersama dengan oba TB atau obat epilepsy.

(4)          Instruksi pemnggunaan

Dikonsumsi mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid,dapat digunakan setiap saat asal tidak terjadi kehamilan, bila menggunakan setiap hari ke-5 siklus hhaid tidakdi ajurkan melakukan hubungan seksual selama 2 hari, agar efektif jangan sampai ada tablet yang di lupa minum, tablet di gunakan pada jam yang sama (malam hari) ,senggama sebaiknya 3-20 jam sesudah penggunaan, mini pil, bila pasien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam minum pil tersebut begitu ingat dan gunakn kontrasepsi lain selama 48 jam, bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupakan dan gunakan kontrasepsi pelindung saat  melakukan hubungan sesuai sampai akhir bulan, dan walaupun pasien belum haid mulailah dari paket baru sehari setelah paket terakhir.

e)             Implant

1.             Jenis

Jadena dan indoplant terdiri dari 2 batang yang mengandung 75 mg levenorgestrel dengan lama kerja 3 tahun, dan implanon terdiri dari 1 batang yang mengandung 68 mg 3 keto desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

2.             Keuntungan

Kontrasepsi daya guna tinggi, perlindungan jangka Panjang, pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, bebas dari pengaruh esterogen, tidak mengganggu senggama, tidak mengganggu produksi ASI dan dapat dicabut setiap saat sesui kebutuhan, sedangkan non kontrasepsi mengurangi nyeri haid, jumlah darah haid, membantu mengurangi anemia, melindungi terjadinya kanker endrometrium, dan menurunkan angka kejadian ca payudara jinak.

 

3.              Keterbatasan

Pada kebanyakan pasien dapat menyebabkan perubahan pada haid berupa perdarahan bercak, spooting, hipermenora atau meningkatkan jumlah darah haid serta amenore, timbul keluhan (nyeri kepala, berat badan meningkat, atau menurun, nyeri payudara, perasaan mual, kepala pusing, dan perubahan mood), membutuhkan tindak pembedahan minor atau insersi dan pencabutan, dan efektivitas menurun jika menggunakan obat tuberculosis atau epilepsi.

4.            Instruksi penggunaaan

Digunakan setiap saat selama siklus haid hari ke 2 sampai hari ke 7, insersi dapat dilakukan setiap saat asal diyakini tidak terjadi kehamilan, bila diinsersi setelah 7 hari siklus haid pasien jangan melakukan hubungan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi lain saja selama 7 hari, dearah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama agar tidak terjadi infeksi, balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam sedangkan plester dipertahankan hinggan luka sembuh, bila ditemukan tanda infeksi (demam, radang, atau bila rasa sakit menetap selama beberapa hari maka harus memeriksa diri ke klinik, dan efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi serta berlangsung 3 tahun dan berakhir sesaat setelah pengangkatan.

2.3         Manajemen Asuhan Kebidanan

1.             Pengertian Manajemen asuhan kebidanan

Managemen kebidanan merupakan asuhan dalam proses pemecahan masalah dengan metode pengaturan pemikiran dan tindakan dalam urutan yang logis. Proses asuhan kebidanan ada VII langkah yang secara periodik menurut Helen Varney yang sering dimulai dari pengumpulan data hingga evaluasi.

2.             Tujuan manajemen Asuhan kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan ini disusun untuk memberikan arahan bagaimana bidan berfikir kritis, analisis dan sistematis dalam menangani kliennya. Saat memberikan asuhan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir serta balita di setiap tataan pelayanan kesehatan. Sehingga pada saat memberikan pelayanan seorang bidan dapat memberikan tindakan antisipatif, tindakan emergency dan tindakan komprehensif dengan cepat dan tepat.

 

 

 

3.             Langkah-langkah dalam proses manajemen asuhan kebidanan

Langkah-langkah dalam proses manajemen kebidanan yaitu :

a.             Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan

b.             Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnose atau masalah

c.             Mengantisipasi diagnose atau masalah potensial

d.            Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukaan Berdasarkan kondisi klien

e.             Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya

f.              Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman

g.             Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

Langkah 1 : Pengumpulan data dsar

a.              Riwayat kesehatan, haid, kehamilan, persalinan, nifas dan sosial.

b.             Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya.

c.              Pemeriksaan khusus.

d.             Pemeriksaan penunjang.

e.              Meninjau catatan rekam medic pasien yang terbaru atau catatan sebelumnya.       

Langkah 2 : Merumuskan diagnose atau masalah kebidanan

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose atau masalah dan kebutuhan klien Berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang specifik.

Langkah 3 : Mengantisipasi diagnose atau masalah potensial

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose atau masalah potensial ini benar-benar terjadi, melakukan perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan-kemungkinan yang tiba-tiba terjadi.

Langkah 4 : Menetapkan kebutuhan tindakan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain.  Sesuai dengan kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya.

Langkah 5 : Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.

Langkah 6 : Melaksanakan perencanaan

Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien, efektif dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan sebagian lagi oleh klien, atau anggota kesehatan lainnya.

Langkah 7 : Evaluasi

Pada langkah terakhir ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, apakah sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Ada kemungkinan bahwa rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

2.4         Pendokumentasian Manajemen Kebidanan Dengan Metode SOAP

dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, keluarga dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur tindakan, pengobatan pada pasien, pendidikan pasien, dan respon pasien terhadap semua asuhan yang telah diberikan.

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan yang telah dan akan dilakukan pada seorang pasien, di dalamnya tersirat proses berfikir bidan yang sistematis dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan.           

Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalahs data subjektif, O adalah data Objektif, A adalah Analysis/Assesment, dan P adalah planning. Merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat.

1.             S ( Data Subjektif)

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah pertama ( pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui anamnesis. Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluahannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Data ini akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

2.             O ( Data Objektif) 

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen varney pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnostic lain termasuk catatan medic dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukan dalam data objektif ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang beruhubungan dengan diagnosis.

3.             A (Analysis/Assesment)

Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan, karena keadaan pasien yang setiap saat bias mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan pasien.

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen  Varley langkah kedua, ketiga, dan keempat sehingga mencakup hal-hal berikut ini : Diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/masalah potensial. Kebutuhan tindakan segera harus diidentifkasi menurut kewenangan bidan, meliputi : Tindakan mandiri, tindakan kolaborasi, dan tindakan merujuk klien.

 

4.             P (Planning)

Adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan dating. Rencana asuhan disusunn Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus sesuai dengan hsil kolaborasi tenaga kesehatan lain, antara lain dokter.

Meskipun secara istilah, P adalah Planning/perencanaan saja, namun P dalam metode SOAP ini juga merupakan gambaran pendokumentasian Implementasi dan evaluasi. Dengan kata lain, P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Heleb Varney langkah kelima, keenam, dan ketujuh. Pendokumentasian P dalam SOAL ini, adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Bila implementasinya pun kemungkinan berubah, anasis juga berubah, maka rencana asuhan maupun implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan.

Dalam planning ini juga harus  mencantumkan evaluation/evaluasi, yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilau tindakan/asuhan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternative sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Untuk mendokumentasikan proses evaluasi ini, diperlukan sebuah catatan perkembangan, dengan tetap mengaju pada metode SOAP.

Post a Comment for "Laporan Tugas Akhir Bidan (LTA)"