JENIS - JENIS RASIO KEUANGAN
MERINGKAS
ANALISIS
LAPORAN KEUAGAN
DOSEN
PENGAMPUH : APOLINARIS S AWOTKAY,SE,MM
Disusu oleh:
NAMA : INTAN NUR AFRIYANTI
NPM : 201961201014
JURUSAN : MANAJEMEN (C)
Jenis-jenis Rasio Keuangan
Berikut ini
adalah jenis-jenis analisis rasio keuangan ( Financial analysis ratio) Lengkap
dengan rumus perhitungannya.
1.
Rasio Likuiditas
(Liquidity Ratio)
Jenis rasio keuangan yang mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial (likuiditas perusahaan) dalam
jangka pendek.
Rasio likuiditas dapat dibagi lagi
menjadi tiga jenis yaitu adalah sebagai berikut.
·
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
dengan aktiva lancar yang tersedia.
Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
jangka pendeknya.
Apabila rasio lancar 1:1 atau 100%
berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar.
Jadi dikatakan sehat jika rasionya
berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas
jumlah utang lancar.
Berikut rumus perhitungannya:
(Current Ratio = Aktiva Lancar /
Hutang Lancar X 100%)
Sumber : http://dwimartani.com/analisis-laporan-keuangan/
·
Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
nilai persediaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva
lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar.
Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka
rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.
Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi
mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat.
Rumus rasio keuangan cepat adalah berikut:
(Quick Ratio = Kas + Efek + Piutang / Hutang Lancar x 100%)
·
Rasio Kas (Cash Ratio)
Jenis analisis rasio keuangan yang
membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas
dengan hutang lancar.
Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan
yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening koran.
Sedangkan harta setara kas (near cash)
adalah harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat
dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara yang menjadi domisili perusahaan
bersangkutan.
Rasio keuangan ini menunjukkan porsi jumlah
kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.
Semakin besar rasionya semakin baik. Sama
seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%.
Adapun rumus rasio keuangan kas adalah
berikut:
(Cash Ratio = Kas + Efek / Hutang lancer)
2.
Rasio
Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio
profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (laba). Dengan menggunakan rasio ini Anda dapat
mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
Terdapat
lima ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas, yaitu:
·
Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Merupakan ukuran persentase dari setiap
hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
Berikut
rumus rasio keuangan ini:
(Gross Profit Margin = Penjualan Netto –
Cost of Good Sold (Harga Pokok Penjualan) / Penjualan Netto x 100%)
·
Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Berbeda dengan gross profit margin, rasio
menghitung persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua
biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
Sederhanyanya, rasio ini mengukur tingkat
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih.
Rumus
perhitungannya adalah:
(Net Profit Margin = Laba Bersih
Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto x 100%)
·
Operating Income Ratio
Perhitungan
ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
Berikut
rumus rasio keuangan untuk operating income ratio:
(Operating Income Ratio = Penjualan
Netto – Cost of Good Sold (HPP) – Earnings Before Interest & Taxes (EBIT) /
Penjualan Netto x 100%)
·
Earning Power of Total Investment
Mengukur kemampuan perusahaan dalam
mengelola modal yang dimiliki dan diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva.
Perhitungan ini sebagai acuan investor atau
pemegang saham dalam mengukur tingkat keuntungan investasi yang ditanamkan
dalam perusahaan.
Rumus rasio keuangan ini adalah sebagai
berikut:
(Earning
Power of Total Investment = Laba Sebelum
Pajak dan Bunga / Jumlah Aktiva x 100%)
·
Return on Investment (ROI)
Menghitung kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang
dikeluarkan.
Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini
adalah laba bersih setelah pajak atau earnings after tax (EAT)
Berikut rumus rasio keuangannya:
(Return on
Investment = EAT / Jumlah Aktiva x 100%)
·
Return on Equity
Kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba bersih berdasarkan ekuitas.
Berikut
rumus rasio keuangan untuk equity:
(Equity = Earnings After Tax (EAT) /
Jumlah Equity x 100%)
·
Return on Net Worth
Financial analysis ratio ini mengukur
kemampuan modal sendiri yang diinvestasikan untuk menghasilkan pendapatan bagi
pemegang saham.
Berikut rumus rasio keuangan untuk return on
net worth:
(Return on Net Worth = Earnings After
Tax (EAT) / Jumlah Modal Sendiri x 100%)
3.
Rasio
Solvabilitas (Solvability Ratio)
Rasio ini
bertujuan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana dan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
Ada dua
jenis rasio solvabilitas yaitu:
·
Rasio Utang terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Mengukur seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang
dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi
utang terhadap aktiva harus lebih kecil.
·
Rasio Utang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Menunjukkan hubungan antara jumlah utang
jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan
yang berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditur dengan
pemilik perusahaan.
Bagi perusahaan, besarnya utang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil porsi utang terhadap modal, semakin aman.
4.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio
aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan segala sumber daya
yang dimiliki.
Dalam
financial ratio analysis ini, aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan
tertentu mengakibatkan semakin besarnya dana lebih yang tertanam pada aktiva.
Dana lebih
ini yang dimana dampak dari aktivitas rendah menjadi lebih baik jika ditanamkan
pada aktivitas yang lebih produktif.
·
Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Perputaran
piutang digunakan untuk mengukur kualitas dan efisiensi tingkat perputaran
piutang perusahaan dalam satu periode dengan membandingkan penjualan dengan
rata-rata piutang.
Semakin
tinggi rasionya, maka semakin baik kualitas dan efisiensi perputaran piutang
perusahaan.
Berikut
rumus rasio keuangan untuk perputaran piutang:
(Perputaran Piutang (Receivable
Turnover) = Penjualan / Piutang Rata-Rata x 100%)
·
Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Digunakan
untuk mengukur tingkat kualitas dan efisiensi perputaran persediaan perusahaan terhadap
penjualan dalam satu periode tertentu.
Semakin
tinggi rasionya, maka pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh perusahaan
semakin efisien.
Berikut
rumus rasio keuangan untuk perputaran persediaan (inventory turnover):
(Perputaran Persediaan (Inventory
Turnover) = Penjualan / Persediaan x 100%)
·
Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)
Rasio ini berguna untuk mengukur dan
mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tetap secara
efisien dalam rangka meningkatkan penjualan. Sama seperti sebelumnya, semakin
besar berarti semakin efektif perusahaan dalam mengelola aktiva tetapnya.
Rumus rasio keuangan untuk perputaran aktiva
tetap (fixed asset turnover) adalah sebagai berikut
(Perputaran
Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover) = Penjualan / Aktiva Tetap x 100%)
·
Perputaran Aktiva Total (Total Asset Turnover)
Rasio ini juga melibatkan aktiva lancar dan
aktiva tetap.
Dimana semakin besar rasionya, maka semakin
efektif perusahaan bisa memanfaatkan seluruh aktivanya terhadap konversi penjualan.
Berikut rumus rasio keuangan ini:
(Perputaran
Aktiva Total (Total Asset Turnover) = Penjualan / Total Aktiva x 100%)
·
Perputaran Rerata Tagihan (Average Collection Turnover)
Rasio ini mengukur seberapa lama waktu yang
dibutuhkan perusahaan untuk menerima tagihan dari konsumen dalam satu tahun.
Rumus rasio keuangan untuk perputaran rerata
tagihan (average collection turnover) adalah sebagai berikut
(Perputaran
Rerata Tagihan (Average Collection Turnover) = Piutang x 365 / Penjualan x 100%)
·
Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Mengukur tingkat perputaran modal kerja
bersih yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar terhadap
penjualan dalam satu periode.
Rumus rasio keuangan untuk perputaran modal
kerja (working capital turnover) adalah sebagai berikut
(Perputaran
Modal Kerja (Working Capital Turnover) = Penjualan / (Aktiva Lancar – Hutang
Lancar) x 100%)
·
Rasio Investasi (Investment Ratio)
Pengertian rasio investasi adalah merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan kembalian atau
imbalan kepada para pemberi dana, khususnya investor yang ada di pasar modal
dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan dari financial analysis ratio ini
adalah memiliki nilai manfaat bagi para investor sesuai fungsi laporan keuangan
bagi investor untuk menilai kinerja sekuritas saham di pasar modal.
Post a Comment for "JENIS - JENIS RASIO KEUANGAN"