RASIO KEUANGAN DAN INDIKATORNYA
DSUSUN OLEH:
MARIA M.C METALMETY
2019 61 201 091
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2022
Metode Analisis Rasio
Teknik ini digunakan untuk membandingkan masing-masing pos laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan.
Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Jenis rasio ini dianggap memiliki peran penting yang krusial bagi kelangsungan perusahaan. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan akan bergantung dari sejauh mana perusahaan bisa mendapatkan keuntungan. Selain itu, rasio ini juga bisa digunakan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan yang bisa kamu ukur menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity.
Gross Profit Margin
Rasio ini dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor yang dapat dicapai dari setiap penjualan. Jenis rasio ini meripakan perbandingan laba kotor dan penjualan pada periode yang sama. Semakin besar hasil perhitungan yang didapatkan, maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan.
Operating Profit Margin
Profit margin ini akan membantu kamu melihat gambaran laba bersih sebelum bunga dan pajak yang didapat dari penjualan. Rasio ini bisa dilihat dengan mudah pada laporan laba rugi pada bagian analisis common size. Rasio ini diinterpretasikan sebagai ukuran efisiensi bagaimana perusahaan mampu menekan biaya-biaya pada suatu periode.
Net Profit Margin
Rasio ini membantu kamu mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan setiap satu penjualan rupiah. Di mana, semakin tinggi rasio artinya semakin baik, karena dapat menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Return On Assets (ROA)
ROA menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan after tax operating profit dari total aset yang dimiliki. Laba yang dihitung adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax).
Return On Investment (ROI)
ROI akan membantu kamu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah laba setelah pajak / Earning After Tax (EAT). Semakin besar hasilnya maka semakin baik untuk perusahaan.
2. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar atau melunasi utang atau kewajiban lancar dalam jangka pendek yang harus segera dipenuhi. Rasio jenis ini biasanya dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan.
Misalnya, ketika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan tersebut bisa dikatakan likuid. Sedangkan apabila perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi kewajibanya, maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid. Rasio yang sering digunakan untuk menghitung tingkat likuiditasnya adalah Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio.
a. Current Ratio
Rasio ini akan membantu kamu menunjukan perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar. Di mana, semakin tinggi angkanya, maka semakin baik likuiditas perusahaan.
b. Quick Ratio
Quick ratio akan menunjukkan perbandingan kas + sekuritas jangka pendek + piutang dengan kewajiban lancar. Dengan kata lain, ini merupakan jumlah perimbangan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar.
Biasanya, quick ratio juga disebut acid test ratio. Di mana, persediaan tidak dimasukan dalam perhitungan rasio ini karena persediaan merupakan aktiva lancar yang memiliki tingkat likuiditas yang kecil. Semakin tinggi hasilnya, semakin baik likuiditasnya.
3. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio solvabilitas dapat membantu kamu dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, utamanya apabila di saat perusahaan yang bersangkutan harus dilikuidasi. Rasio ini dapat diukur menggunakan Rasio Utang terhadap kas dan aktiva lancar, Time Interest Earned, dan Fixed Charge Coverage.
Total Debt to Total Assets Ratio
Rasio ini dikenal dengan debt ratio yang membantu kamu dalam mengukur besarnya dana yang berasal dari utang. Rasio ini akan membantu menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi aktiva perusahaan. Bagaimana angkanya? Semakin kecil rasionya maka semakin aman (solvable). Dan biasanya, kreditor akan lebih menyukai debt ratio yang rendah dibanding yang tinggi.
Debt to Equity Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur utang yang dimiliki dengan modal sendiri. Akan lebih baik jika utang perusahaan tidak melebihi modal perusahaan. Sehingga, beban tetap perusahaan tidak terlalu tinggi, karena semakin kecil utang terhadap modal, maka semakin baik dan aman perusahaan tersebut.
4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Sedangkan, jenis rasio terakhir ini digunakan untuk mengukur keefektifan atau efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini diukur dengan menggunakan rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, dan rasio perputaran total aktiva tetap.
Rasio Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang, di mana semakin tinggi perputarannya, semakin efektif pengelolaannya. Dengan rasio ini, kamu juga bisa melihat pengelolaan piutang dan kebijakan kreditnya.
Post a Comment for "RASIO KEUANGAN DAN INDIKATORNYA"