Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RASIO KEUANGAN

 

Nama : Yohanes yan balik

Npm. : 201961201081

Matakuliah : analisis laporan keuangan

Kelas : C

 


Sumber : https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/08/130000369/analisis-laporan-keuangan--tujuan-manfaat-dan-metodenya


RASIO KEUANGAN

Rasio keuangan atau rasio finansial merupakan alat yang digunakan dalam menganalisa dan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan menggunakan parameter kondisi atau data keuangan perusahaan. Di mana, data-data keuangan tersebut biasanya diambil dari laporan keuangan perusahaan, seperti laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan lainnya.

1.Fungsi Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan biasanya digunakan manajemen perusahaan untuk menentukan seberapa baik kondisi dan kinerja perusahaan. Sedangkan fungsi analisis rasio keuangan untuk para investor adalah untuk melihat perusahaan yang akan digunakan untuk investasi, apakah memiliki kondisi keuangan yang baik atau tidak. Dengan mengetahui rasio keuangan perusahaan dapat menentukan investasi mana yang terbaik.Suatu perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi baik apabila memiliki indikator-indikator yang baik seperti:

-Rasio likuiditas yang lancar,

-profitabilitas yang tinggi,

-solvabilitas yang tinggi, dan

-rasio aktivitas yang tinggi.

 

2. Tujuan Analisa Rasio Keuangan

A. Mengetahui kinerja perusahaan

Dengan melakukan analisa rasio keuangan, kamu bisa menentukan rasio individu per-periode dan melacak perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini dperlukan untuk melihat tren yang mungkin berkembang di suatu perusahaan. Misalnya, rasio utang terhadap aset yang meningkat bisa membantu kamu mengindikasikan bahwa perusahaan terlalu terbebani dengan utang dan mungkin akhirnya menghadapi risiko default.

B. Membuat Penilaian koorporatif

Dengan adanya analisa ini, kamu bisa membandingkan rasio keuangan dengan kompetitor utama. Hal ini bisa membantu kamu dan perusahaan dalam mengidentifikasi apakah perusahaan memiliki kinerja lebih baik atau lebih buruk dari kompetitor dengan industri yang sama. Misalnya, perusahaan bergerak di industri makanan, seperti roti. Dengan mmembandingkan laba atas aset antar perusahaan roti, kamu bisa menganalisisnya dengan baik untuk menentukan aset perusahaan mana yang paling efisien digunakan.

 

3. METODE ANALISA RASIO

Sebelum melakukan analisa laporan keuangan, beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan

- Metode Analisa Pertumbuhan

- Metode Trend dan Indeks

- Metode Analisis Rasio

 

4. Jenis & Rumus Perhitungan Rasio Keuangan

Secara umum, jenis ratio keuangan dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas.

1. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Jenis rasio ini dianggap memiliki peran penting yang krusial bagi kelangsungan perusahaan. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan akan bergantung dari sejauh mana perusahaan bisa mendapatkan keuntungan. Selain itu, rasio ini juga bisa digunakan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan yang bisa kamu ukur menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity.

Semakin tinggi nilai rasio, maka semakin baik kondisi perusahaan berdasarkan rasio profitabilitas. Nilai yang tinggi melambangkan tingkat keuntungan dan efisiensi perusahaan yang tinggi yang dapat dilihat dari tingkat pendapatan dan arus kas. Rasio profitabilitas memberikan informasi penting untuk dibandingkan dengan rasio periode sebelumnya dan rasio kompetitor. Rasio profitabilitas juga berfungsi untuk melihat hasil akhir dari semua kebijakan keuangan dan keputusan operasional yang dibuat oleh manajemen perusahaan dimana sistem pencatatan kas kecil juga berpengaruh.

 

 

 

 

 

 

2. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio likuiditas biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar atau melunasi utang atau kewajiban lancar dalam jangka pendek yang harus segera dipenuhi. Rasio jenis ini biasanya dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan.Misalnya, ketika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, maka perusahaan tersebut bisa dikatakan likuid. Sedangkan apabila perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi kewajibanya, maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid. Rasio yang sering digunakan untuk menghitung tingkat likuiditasnya adalah Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio.

Contoh mudahnya, rasio likuiditas ditunjukkan oleh rasio kas terhadap kewajiban lancarnya, misalnya pembayaran gaji karyawan, pembayaran tagihan listrik, pelunasan biaya telepon, dan pembayaran iuran PDAM.

Rasio ini tidak hanya penting untuk membuat performa perusahaan terlihat bagus di mata investor, namun juga dapat digunakan untuk menganalisis tren, membandingkan dengan perusahaan kompetitor, dan  mengukur kemajuan atau pencapaian target yang telah ditetapkan.

Jenis-jenis Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas terdiri dari beberapa jenis, antara lain:

Rasio Cepat

Rasio cepat disebut juga Quick Ratio atau acid test ratio . Rasio ini digunakan untuk melihat likuiditas perusahaan secara cepat dengan membandingkan kewajiban utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar.

Dalam merumuskan rasio cepat, hal-hal yang diperhitungkan antara lain pinjaman jangka pendek, utang dagang, utang pajak penghasilan, utang kartu kredit dan biaya yang masih harus dibayar. Sedangkan aset lancar yang dihitung antara lain uang tunai, investasi yang likuid, dan piutang. Dalam rasio ini, investaris tidak dimasukkan ke dalam aset karena dianggap sulit untuk dikonversi menjadi uang tunai.

Rumus:

Rasio Cepat= Kas + surat berharga + piutang : liabilitas lancar

Rasio Kas

Rasio ini membandingkan cashflow dengan tagihan yang harus dibayar. Rasio kas sangat penting untuk mendeteksi tanda merah atau bahaya yang mengancam perusahaan. Perputaran kas yang rendah merupakan penyebab utama kegagalan bisnis kecil. Rasio kas dengan jumlah kurang dari satu menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya.

Rumus:

Rasio Kas= (Pendapatan Bersih + Penurunan Nilai) : Total Pinjaman

 

Margin Laba Bersih

Margin Laba Bersih atau Net profit margin merupakan persentase sisa pendapatan setelah dikurangi biaya produksi, bunga, dan pajak. Banyak investor yang menilai perusahaan dari rasio margin laba bersihnya.  Hal ini dikarenakan net profit margin dapat menunjukkan kemmapuan perusahaan untuk memanajemen pengeluaran dan mengonversi sisa menjadi profit.

Rumus:

Net profit margin= (Pendapatan total- Pengeluaran total) : Pendapatan total.

Rasio Saat Ini

Jenis rasio ini, juga disebut “rasio modal kerja” atau current ratio, digunakan untuk membandingkan aset lancar perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Yang penting untuk diperhatikan tentang jenis rasio ini adalah memasukkan persediaan sebagai aset lancar, tidak seperti rasio cepat.

Rumus:

Curent ratio: Aktiva lancar / kewajiban lancar

 

3.Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio solvabilitas dapat membantu kamu dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, utamanya apabila di saat perusahaan yang bersangkutan harus dilikuidasi. Rasio ini dapat diukur menggunakan Rasio Utang terhadap kas dan aktiva lancar, Time Interest Earned, dan Fixed Charge Coverage.

Rasio Solvabilitas – Jenis, Rumus, dan Cara Mengukurnya

Rasio solvabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan hingga perusahaan tutup atau dilikuidasi.

Sebagai informasi, rasio adalah perbandingan dari beberapa ukuran yang umumnya dinyatakan dengan angka. Nah, salah satunya adalah rasio solvabilitas yang biasanya dipakai untuk mengukur apakah keuangan perusahaan asuransi sehat atau tidak.

Dengan begitu, nasabah produk asuransi jangka panjang seperti produk asuransi jiwa bisa menilai perusahaan sebelum memilihnya.

Rasio solvabilitas atau atau leverage ratio atau solvency ratio membandingkan beban utang perusahaan secara keseluruhan terhadap aset atau ekuitasnya.

Rasio ini memaparkan jumlah aset perusahaan yang dimiliki pemegang saham dibandingkan dengan aset yang dimiliki kreditor (pemberi utang).

Jika aset perusahaan lebih banyak dimiliki pemegang saham, perusahaan tersebut kurang leverage.

Jika kreditur atau pemberi utang, biasanya bank, memiliki aset secara dominan, perusahaan tersebut memiliki tingkat leverage yang tinggi.

Sebelum membahas lebih jauh, kita telaah dahulu makna solvabilitas. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang menggunakan semua aset sebagai penjamin utang yang menjadi konsep dasar akuntansi.

Solvabilitas perusahaan merefleksikan kemampuan perusahaan dalam melunasi atau membayar semua pinjaman melalui jumlah aktiva yang dimiliki. Kemampuan ini nantinya akan memengaru

Jenis rasio solvabilitas dan rumus hitungnya

Terdapat tiga jenis rasio solvabilitas, yaitu debt to equity ratio, debt ratio, dan times interest earned ratio. Mari kita ulas jenis dan rumusnya.

1. Debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas)

Rumus: Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang / Ekuitas (Modal) x 100%

Rasio ini memaparkan porsi yang relatif antara ekuitas dan utang yang dipakai untuk membiayai aset perusahaan. Debt to equity ratio atau DER membandingkan total liabilitas dan ekuitas (equity).

Utang tidak boleh lebih besar dari modal supaya beban perusahaan tidak bertambah. Tingkat rasio yang rendah berarti kondisi perusahaan semakin baik karena porsi utang terhadap modal semakin kecil.

Rasio ini memperlihatkan bahwa dana pinjaman yang segera jatuh tempo akan ditagih dibandingkan modal yang dimiliki. Penghitungan rasio bertujuan mengetahui seberapa besar bagian dari modal, termasuk pengertian modal dan jenis-jenis modal yang menjadi jaminan utang lancar.

Semakin kecil rasio ini berarti kondisi perusahaan semakin baik karena modal untuk menjamin utang lancar masih cukup besar. Batas terendah dari rasio ini adalah 100% atau 1:1.

2. Debt ratio (rasio utang)

Rumus: Rasio Utang = Total Utang / Total Aset x 100%

Debt ratio atau rasio utang menilai seberapa besar perusahaan berpatokan pada utang untuk membiayai asetnya. Rasio ini membandingkan total utang (liabilities) dengan total aset yang dimiliki.

Aset dan ekuitas adalah dua hal yang berbeda, jadi kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang aset dan ekuitas.

Aset perusahaan adalah sumber daya yang diperoleh dari transaksi atau kegiatan lain di masa lalu sehingga menjadi milik perusahaan.

Sementara ekuitas merupakan hak residual atas aset perusahaan setelah pengurangan seluruh liabilitas sesuai hakikat akuntansi.

Rasio ini juga memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk bisa mendapatkan pinjaman baru sebagai tambahan modal dengan jaminan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

Jika tingkat rasio ini semakin tinggi, maka jaminan berupa aset yang ada dan uang yang diberikan oleh kreditor dalam jangka panjang semakin terjamin.

Besaran presentasi rasio ini minimum 100% atau 1:1. Artinya, Rp1 utang jangka panjang bisa dijamin Rp1 aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

Utang yang dihitung dalam hal ini adalah semua utang perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Kreditor biasanya lebih memilih debt ratio yang rendah karena kondisi perusahaan aman sehingga berpeluang lebih tinggi tidak akan bangkrut.

Tingkat rasio yang rendah berarti kondisi perusahaan semakin aman (solvable).

3. Times interest earned ratio

Rumus: Times Interest Earned Ratio = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Beban Bunga x 100%

Rasio ini disebut juga interest coverage ratio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi beban bunga pada masa yang akan datang.

Rasio ini membandingkan laba sebelum pajak dan bunga terhadap biaya bunga yang sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi.

 

 

4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Sedangkan, jenis rasio terakhir ini digunakan untuk mengukur keefektifan atau efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini diukur dengan menggunakan rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, dan rasio perputaran total aktiva tetap.

5.  INDIKATOR RASIO KEUANGAN

a. Pertumbuhan Pendapatan

Indikator pertama rasio keuangan yang baik adalah pendapatan perusahaan per tahun yang terus tumbuh. Paling tidak tren positif ini harus terjaga dalam 3 sampai 5 tahun terakhir. Minimal pertumbuhan per tahunnya mencapai 5% selama kurun waktu tersebut. Jika memenuhi poin ini maka perusahaan ini berpotensi memberikan keuntungan bagimu sebagai investor.

 

b. Net profit Margin

Net profit margin adalah persentase pendapatan yang tersisa setelah pendapatan kotor dikurangi biaya operasional, pajak, bunga dan dividen saham. Pastikan perusahaan tempatmu berinvestasi memiliki net profit margin paling tidak di atas 7%. Sebenarnya tinggi rasio yang sehat berkisar 10% namun beda industri beda pula nominalnya. Namun besar rasio 7% sudah dianggap cukup memberikan gambaran perusahaan yang sehat.

 

c. Return on Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan jumlah laba perusahaan dengan modal yang didapatkan dari pemegang saham. Fungsinya untuk mengukur profitabilitas perusahaan dengan besarnya laba yang diperoleh dari mengelola modal tersebut. Perusahaan dengan rasio ROE lebih dari 15% sangat direkomendasikan untuk berinvestasi. Prinsipnya, semakin tinggi labanya maka akan sangat lebih baik.

 

d. Debt to Equity Ratio (DER)

DER atau juga disebut dengan rasio utang terhadap modal adalah perbandingan utang perusahaan dengan modal pemegang saham. Kamu bisa menghitung sendiri rasio ini dengan membagi kewajiban perusahaan dengan nilai modal pemegang saham. Perbandingan yang dianggap sehat dan layak dijadikan investasi minimal adalah 0,5:1. Namun, semakin rendah utang yang ditanggung perusahaan tentunya akan semakin baik pula.

 

 

Post a Comment for "RASIO KEUANGAN"