RASIO KEUANGAN
Nama : Yohanes
yan balik
Npm. :
201961201081
Matakuliah :
analisis laporan keuangan
Kelas : C
RASIO KEUANGAN
Rasio keuangan atau rasio finansial merupakan
alat yang digunakan dalam menganalisa dan digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dengan menggunakan parameter kondisi atau data keuangan perusahaan.
Di mana, data-data keuangan tersebut biasanya diambil dari laporan keuangan
perusahaan, seperti laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan
laporan lainnya.
1.Fungsi Rasio
Keuangan
Analisis rasio keuangan biasanya digunakan
manajemen perusahaan untuk menentukan seberapa baik kondisi dan kinerja
perusahaan. Sedangkan fungsi analisis rasio keuangan untuk para investor adalah
untuk melihat perusahaan yang akan digunakan untuk investasi, apakah memiliki
kondisi keuangan yang baik atau tidak. Dengan mengetahui rasio keuangan
perusahaan dapat menentukan investasi mana yang terbaik.Suatu perusahaan dapat
dikatakan dalam kondisi baik apabila memiliki indikator-indikator yang baik
seperti:
-Rasio
likuiditas yang lancar,
-profitabilitas
yang tinggi,
-solvabilitas
yang tinggi, dan
-rasio
aktivitas yang tinggi.
2. Tujuan Analisa
Rasio Keuangan
A. Mengetahui kinerja perusahaan
Dengan melakukan analisa rasio keuangan, kamu
bisa menentukan rasio individu per-periode dan melacak perubahan dari waktu ke
waktu. Hal ini dperlukan untuk melihat tren yang mungkin berkembang di suatu
perusahaan. Misalnya, rasio utang terhadap aset yang meningkat bisa membantu
kamu mengindikasikan bahwa perusahaan terlalu terbebani dengan utang dan
mungkin akhirnya menghadapi risiko default.
B. Membuat Penilaian
koorporatif
Dengan adanya analisa ini, kamu bisa
membandingkan rasio keuangan dengan kompetitor utama. Hal ini bisa membantu
kamu dan perusahaan dalam mengidentifikasi apakah perusahaan memiliki kinerja
lebih baik atau lebih buruk dari kompetitor dengan industri yang sama. Misalnya,
perusahaan bergerak di industri makanan, seperti roti. Dengan mmembandingkan laba
atas aset antar perusahaan roti, kamu bisa menganalisisnya dengan baik untuk
menentukan aset perusahaan mana yang paling efisien digunakan.
3. METODE ANALISA
RASIO
Sebelum melakukan analisa laporan keuangan,
beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan
perusahaan
- Metode Analisa Pertumbuhan
- Metode Trend dan Indeks
- Metode Analisis Rasio
4. Jenis &
Rumus Perhitungan Rasio Keuangan
Secara umum, jenis
ratio keuangan dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu rasio profitabilitas,
likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas.
1. Rasio
Profitabilitas (Profitability
Ratio)
Rasio profitabilitas
biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan perusahaan. Jenis rasio ini dianggap memiliki peran penting yang
krusial bagi kelangsungan perusahaan. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan akan
bergantung dari sejauh mana perusahaan bisa mendapatkan keuntungan. Selain itu,
rasio ini juga bisa digunakan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan
yang bisa kamu ukur menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return
On Assets, dan Return On Equity.
Semakin tinggi nilai rasio, maka semakin baik
kondisi perusahaan berdasarkan rasio profitabilitas. Nilai yang tinggi
melambangkan tingkat keuntungan dan efisiensi perusahaan yang tinggi yang dapat
dilihat dari tingkat pendapatan dan arus kas. Rasio profitabilitas memberikan
informasi penting untuk dibandingkan dengan rasio periode sebelumnya dan rasio
kompetitor. Rasio profitabilitas juga berfungsi untuk melihat hasil akhir dari
semua kebijakan keuangan dan keputusan operasional yang dibuat oleh manajemen
perusahaan dimana sistem pencatatan kas kecil juga berpengaruh.
2. Rasio Likuiditas
(Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas
biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar atau
melunasi utang atau kewajiban lancar dalam jangka pendek yang harus segera
dipenuhi. Rasio jenis ini biasanya dapat digunakan untuk mengukur likuiditas
perusahaan.Misalnya, ketika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, maka
perusahaan tersebut bisa dikatakan likuid. Sedangkan apabila perusahaan
tersebut tidak mampu memenuhi kewajibanya, maka perusahaan tersebut dikatakan
ilikuid. Rasio yang sering digunakan untuk menghitung tingkat likuiditasnya
adalah Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio.
Contoh mudahnya, rasio likuiditas ditunjukkan
oleh rasio kas terhadap kewajiban lancarnya, misalnya pembayaran gaji karyawan,
pembayaran tagihan listrik, pelunasan biaya telepon, dan pembayaran iuran PDAM.
Rasio ini tidak hanya penting untuk membuat
performa perusahaan terlihat bagus di mata investor, namun juga dapat digunakan
untuk menganalisis tren, membandingkan dengan perusahaan kompetitor, dan
mengukur kemajuan atau pencapaian target yang telah ditetapkan.
Jenis-jenis Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas terdiri dari beberapa jenis,
antara lain:
Rasio Cepat
Rasio cepat disebut juga Quick Ratio atau
acid test ratio . Rasio ini digunakan untuk melihat likuiditas perusahaan
secara cepat dengan membandingkan kewajiban utang jangka pendeknya dengan
aktiva lancar.
Dalam merumuskan rasio cepat, hal-hal yang
diperhitungkan antara lain pinjaman jangka pendek, utang dagang, utang pajak
penghasilan, utang kartu kredit dan biaya yang masih harus dibayar. Sedangkan
aset lancar yang dihitung antara lain uang tunai, investasi yang likuid, dan
piutang. Dalam rasio ini, investaris tidak dimasukkan ke dalam aset karena
dianggap sulit untuk dikonversi menjadi uang tunai.
Rumus:
Rasio Cepat= Kas + surat berharga + piutang :
liabilitas lancar
Rasio Kas
Rasio ini
membandingkan cashflow dengan tagihan yang harus dibayar. Rasio kas
sangat penting untuk mendeteksi tanda merah atau bahaya yang mengancam
perusahaan. Perputaran kas yang rendah merupakan penyebab utama kegagalan
bisnis kecil. Rasio kas dengan jumlah kurang dari satu menunjukkan bahwa
perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya.
Rumus:
Rasio Kas= (Pendapatan Bersih + Penurunan
Nilai) : Total Pinjaman
Margin Laba Bersih
Margin Laba Bersih atau Net profit
margin merupakan persentase sisa pendapatan setelah dikurangi biaya
produksi, bunga, dan pajak. Banyak investor yang menilai perusahaan dari rasio
margin laba bersihnya. Hal ini dikarenakan net profit
margin dapat menunjukkan kemmapuan perusahaan untuk memanajemen
pengeluaran dan mengonversi sisa menjadi profit.
Rumus:
Net profit margin= (Pendapatan total-
Pengeluaran total) : Pendapatan total.
Rasio Saat Ini
Jenis rasio ini, juga disebut “rasio modal
kerja” atau current ratio, digunakan untuk membandingkan aset lancar
perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Yang penting untuk diperhatikan tentang
jenis rasio ini adalah memasukkan persediaan sebagai aset lancar, tidak seperti
rasio cepat.
Rumus:
Curent ratio: Aktiva lancar / kewajiban lancar
3.Rasio
Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio solvabilitas
dapat membantu kamu dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi semua
kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, utamanya
apabila di saat perusahaan yang bersangkutan harus dilikuidasi. Rasio ini dapat
diukur menggunakan Rasio Utang terhadap kas dan aktiva lancar, Time Interest
Earned, dan Fixed Charge Coverage.
Rasio Solvabilitas – Jenis, Rumus, dan Cara
Mengukurnya
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang, dengan jaminan aktiva atau kekayaan yang dimiliki
perusahaan hingga perusahaan tutup atau dilikuidasi.
Sebagai informasi, rasio adalah perbandingan
dari beberapa ukuran yang umumnya dinyatakan dengan angka. Nah, salah satunya
adalah rasio solvabilitas yang biasanya dipakai untuk mengukur apakah keuangan
perusahaan asuransi sehat atau tidak.
Dengan begitu, nasabah produk asuransi jangka
panjang seperti produk asuransi jiwa bisa menilai perusahaan sebelum
memilihnya.
Rasio solvabilitas atau atau leverage
ratio atau solvency ratio membandingkan beban utang perusahaan
secara keseluruhan terhadap aset atau ekuitasnya.
Rasio ini memaparkan jumlah aset perusahaan
yang dimiliki pemegang saham dibandingkan dengan aset yang dimiliki kreditor
(pemberi utang).
Jika aset perusahaan lebih banyak dimiliki
pemegang saham, perusahaan tersebut kurang leverage.
Jika kreditur atau pemberi utang, biasanya
bank, memiliki aset secara dominan, perusahaan tersebut memiliki
tingkat leverage yang tinggi.
Sebelum membahas lebih jauh, kita telaah
dahulu makna solvabilitas. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
melunasi seluruh utang menggunakan semua aset sebagai penjamin utang yang
menjadi konsep dasar akuntansi.
Solvabilitas perusahaan merefleksikan
kemampuan perusahaan dalam melunasi atau membayar semua pinjaman melalui jumlah
aktiva yang dimiliki. Kemampuan ini nantinya akan memengaru
Jenis rasio solvabilitas dan rumus hitungnya
Terdapat tiga jenis rasio solvabilitas,
yaitu debt to equity ratio, debt ratio, dan times interest
earned ratio. Mari kita ulas jenis dan rumusnya.
1. Debt to equity ratio (rasio utang
terhadap ekuitas)
Rumus: Debt to Equity Ratio (DER) = Total
Utang / Ekuitas (Modal) x 100%
Rasio ini memaparkan porsi yang relatif antara
ekuitas dan utang yang dipakai untuk membiayai aset perusahaan. Debt to equity
ratio atau DER membandingkan total liabilitas dan ekuitas (equity).
Utang tidak boleh lebih besar dari modal
supaya beban perusahaan tidak bertambah. Tingkat rasio yang rendah berarti
kondisi perusahaan semakin baik karena porsi utang terhadap modal semakin
kecil.
Rasio ini memperlihatkan bahwa dana pinjaman
yang segera jatuh tempo akan ditagih dibandingkan modal yang dimiliki.
Penghitungan rasio bertujuan mengetahui seberapa besar bagian dari modal,
termasuk pengertian modal dan jenis-jenis modal yang menjadi jaminan utang
lancar.
Semakin kecil rasio ini berarti kondisi
perusahaan semakin baik karena modal untuk menjamin utang lancar masih cukup
besar. Batas terendah dari rasio ini adalah 100% atau 1:1.
2. Debt ratio (rasio utang)
Rumus: Rasio Utang = Total Utang / Total
Aset x 100%
Debt ratio atau rasio utang menilai
seberapa besar perusahaan berpatokan pada utang untuk membiayai asetnya. Rasio
ini membandingkan total utang (liabilities) dengan total aset yang dimiliki.
Aset dan ekuitas adalah dua hal yang berbeda,
jadi kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang aset dan ekuitas.
Aset perusahaan adalah sumber daya yang diperoleh dari
transaksi atau kegiatan lain di masa lalu sehingga menjadi milik perusahaan.
Sementara ekuitas merupakan hak residual atas
aset perusahaan setelah pengurangan seluruh liabilitas sesuai hakikat
akuntansi.
Rasio ini juga memperlihatkan kemampuan
perusahaan untuk bisa mendapatkan pinjaman baru sebagai tambahan modal
dengan jaminan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
Jika tingkat rasio ini semakin tinggi, maka
jaminan berupa aset yang ada dan uang yang diberikan oleh kreditor dalam jangka
panjang semakin terjamin.
Besaran presentasi rasio ini minimum 100% atau
1:1. Artinya, Rp1 utang jangka panjang bisa dijamin Rp1 aktiva tetap yang
dimiliki oleh perusahaan.
Utang yang dihitung dalam hal ini adalah semua
utang perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Kreditor biasanya lebih memilih debt
ratio yang rendah karena kondisi perusahaan aman sehingga berpeluang lebih
tinggi tidak akan bangkrut.
Tingkat rasio yang rendah berarti kondisi
perusahaan semakin aman (solvable).
3. Times interest earned ratio
Rumus: Times Interest Earned Ratio =
Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Beban Bunga x 100%
Rasio ini disebut juga interest coverage
ratio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi beban bunga pada
masa yang akan datang.
Rasio ini membandingkan laba sebelum pajak dan
bunga terhadap biaya bunga yang sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi.
4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Sedangkan, jenis rasio
terakhir ini digunakan untuk mengukur keefektifan atau efisiensi perusahaan
dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini diukur dengan menggunakan
rasio perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, dan rasio perputaran
total aktiva tetap.
5. INDIKATOR RASIO KEUANGAN
a. Pertumbuhan
Pendapatan
Indikator pertama rasio keuangan yang baik
adalah pendapatan perusahaan per tahun yang terus tumbuh. Paling tidak tren
positif ini harus terjaga dalam 3 sampai 5 tahun terakhir. Minimal pertumbuhan
per tahunnya mencapai 5% selama kurun waktu tersebut. Jika memenuhi poin ini
maka perusahaan ini berpotensi memberikan keuntungan bagimu sebagai investor.
b. Net profit
Margin
Net profit margin adalah persentase pendapatan
yang tersisa setelah pendapatan kotor dikurangi biaya operasional, pajak, bunga
dan dividen saham. Pastikan perusahaan tempatmu berinvestasi memiliki net
profit margin paling tidak di atas 7%. Sebenarnya tinggi rasio yang sehat
berkisar 10% namun beda industri beda pula nominalnya. Namun besar rasio 7%
sudah dianggap cukup memberikan gambaran perusahaan yang sehat.
c. Return on Equity (ROE)
ROE adalah perbandingan jumlah laba perusahaan
dengan modal yang didapatkan dari pemegang saham. Fungsinya untuk mengukur
profitabilitas perusahaan dengan besarnya laba yang diperoleh dari mengelola
modal tersebut. Perusahaan dengan rasio ROE lebih dari 15% sangat
direkomendasikan untuk berinvestasi. Prinsipnya, semakin tinggi labanya maka
akan sangat lebih baik.
d. Debt to Equity Ratio (DER)
DER atau juga disebut dengan rasio utang
terhadap modal adalah perbandingan utang perusahaan dengan modal pemegang
saham. Kamu bisa menghitung sendiri rasio ini dengan membagi kewajiban
perusahaan dengan nilai modal pemegang saham. Perbandingan yang dianggap sehat
dan layak dijadikan investasi minimal adalah 0,5:1. Namun, semakin rendah utang
yang ditanggung perusahaan tentunya akan semakin baik pula.
Post a Comment for "RASIO KEUANGAN"