Ringkasan Analisis Rasio Keuangan
Nama : Petrus Michael Fernando Renyut
Npm : 2019-6120-1193
Kelas : C/ Manajemen
Analisis Rasio Keuangan
Analisis
rasio keuangan (financial ratio analysis) adalah alat untuk mengukur
kinerja perusahaan berdasarkan data perbandingan yang ditulis
dalam seperti laporan neraca, laba rugi, dan arus kas dalam
satu periode tertentu.
Hal ini
biasanya dilakukan oleh akuntan pada akhir periode perusahaan dalam satu tahun.
Hasil
analisis kemudian dilaporkan kepada pihak manajemen sebagai pedoman informasi
untuk menentukan keputusan atau kebijakan perusahaan di periode selanjutnya.
Analisis
keuangan juga berada dalam , alat untuk mengukur kinerja perusahaan,
seberapa efektif strategi yang telah digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Kegiatan ini
bukan hanya ditujukan kepada pihak manajemen, namun juga pihak lain seperti
investor ataupun kreditor.
Bagi mereka,
analisis rasio keuangan menjadi bahan penilaian seberapa sehat perusahaan
tersebut pantas mendapatkan suntikkan investasi atau pinjaman dana untuk
dikelola.
Fungsi Analisis Rasio
Keuangan (Financial
Analysis Ratio)
Selain menjadi alat ukur sehat-tidaknya
sebuah perusahaan, analisis rasio keuangan memiliki manfaat lainnya yaitu;
·
Melihat tren kinerja perusahaan dalam
satu periode tertentu.
·
Bahan evaluasi sumber daya perusahaan
seperti supplier, peralatan, proses produksi bahkan karyawan itu
sendiri.
·
Sebagai acuan investor untuk memilih
perusahaan.
·
Sebagai bahan pertimbangan kreditur.
·
Menilai efektifitas strategi perusahaan dalam
membangun keunggulan kompetitif.
·
Analisis kekuatan internal dan kemampuan
daya saing perusahaan dengan kompetitor.
·
Sebagai bahan referensi audit
internal yang terjadi pada perusahaan baik dari sektor keuangan,
operasional, atau sektor lain.
·
Menentukan nilai kewajaran keuntungan
yang diperoleh perusahaan.
Berdasarkan poin-poin di atas peran
analisis laporan keuangan ini intinya memiliki dua peran; sebagai bahan
pertimbangan dan evaluasi baik oleh pemilik usaha maupun pihak internal seperti
kreditur atau investor.
Jenis Jenis Rasio
Keuangan
1.
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Jenis rasio keuangan yang mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial (likuiditas perusahaan) dalam
jangka pendek.
dapat dibagi lagi menjadi tiga
jenis yaitu adalah sebagai berikut.
·
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo dengan aktiva
lancar yang tersedia.
Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
jangka pendeknya.
Apabila rasio lancar 1:1 atau 100%
berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar.
Jadi dikatakan sehat jika rasionya
berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas
jumlah utang lancar.
Berikut rumus perhitungannya:
Current Ratio =
Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%
·
Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
nilai persediaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva
lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar.
Semakin besar rasio ini semakin baik.
Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.
Walaupun rasionya tidak mencapai 100%
tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat.
Rumus rasio keuangan cepat adalah
berikut:
Quick Ratio = Kas +
Efek + Piutang / Hutang Lancar x 100%
·
Rasio Kas (Cash
Ratio)
Jenis analisis rasio keuangan yang
membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas
dengan hutang lancar.
Kas yang dimaksud adalah uang
perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening koran.
Sedangkan harta setara kas (near
cash) adalah harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan
kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara yang menjadi domisili
perusahaan bersangkutan.
Rasio keuangan ini menunjukkan porsi
jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.
Semakin besar rasionya semakin baik.
Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%.
Adapun rumus rasio keuangan kas adalah
berikut:
Cash Ratio = Kas +
Efek / Hutang lancar
Note: Nilai ideal dari
ketiga perhitungan di atas adalah sebesar-besarnya 150% yang berarti semakin
besar hasil perhitungan rasio likuiditas maka semakin sehat kondisi perusahaan.
2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio
profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan (laba).
Dengan menggunakan rasio ini Anda dapat
mengetahui kelangsungan hidup perusahaan (going concern).
Terdapat lima ukuran yang dapat
digunakan untuk mengukur rasio profitabilitas, yaitu:
·
Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Merupakan ukuran persentase dari setiap
hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
Berikut rumus rasio keuangan ini:
Gross Profit Margin
= Penjualan Netto – Cost
of Good Sold (Harga Pokok Penjualan) / Penjualan Netto x 100%
·
Margin Laba Bersih (Net Profit
Margin)
Berbeda dengan gross profit
margin, rasio menghitung persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
Sederhanyanya, rasio ini mengukur
tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih.
Rumus perhitungannya adalah:
Net Profit Margin =
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) / Penjualan Netto x 100%
·
Operating Income Ratio
Perhitungan
ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
Berikut
rumus rasio keuangan untuk operating income ratio:
Operating
Income Ratio = Penjualan Netto – Cost of Good Sold (HPP) – Earnings Before
Interest & Taxes (EBIT) / Penjualan Netto x 100%
·
Earning Power of Total Investment
Mengukur
kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki dan diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva.
Perhitungan
ini sebagai acuan investor atau pemegang saham dalam mengukur tingkat
keuntungan investasi yang ditanamkan dalam perusahaan.
Rumus rasio
keuangan ini adalah sebagai berikut:
Earning
Power of Total Investment = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Jumlah Aktiva
x 100%
·
Return on Investment (ROI)
Menghitung
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup
investasi yang dikeluarkan.
Laba yang
digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau earnings
after tax (EAT)
Berikut
rumus rasio keuangannya:
Return on
Investment = EAT / Jumlah Aktiva x 100%
·
Return on Equity
Kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba
bersih berdasarkan
ekuitas.
Berikut
rumus rasio keuangan untuk equity:
Equity =
Earnings After Tax (EAT) / Jumlah Equity x 100%
·
Return on Net Worth
Financial
analysis ratio ini mengukur kemampuan modal sendiri yang diinvestasikan untuk
menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.
Berikut
rumus rasio keuangan untuk return on net worth:
Return on
Net Worth = Earnings After Tax (EAT) / Jumlah Modal Sendiri x 100%
Perlu
diingat, bahwa semakin tinggi nilai hasil perhitungan rasio profitabilitas
berarti semakin baik nilai keuntungan perusahaan.
3. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)
Rasio ini bertujuan untuk mengukur
tingkat pengelolaan sumber dana dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
Ada dua jenis rasio solvabilitas yaitu:
·
Rasio Utang terhadap Aktiva
(Total Debt to
Asset Ratio)
Mengukur seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang
dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable).
Porsi utang terhadap aktiva harus lebih
kecil.
·
Rasio Utang terhadap
Ekuitas (Total
Debt to Equity Ratio)
Menunjukkan hubungan antara jumlah
utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan
yang berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditur dengan
pemilik perusahaan.
Bagi perusahaan, besarnya utang
tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi.
Semakin kecil porsi utang terhadap modal, semakin aman.
Catatan: nilai maksimal
dari rasio ini adalah 200% sebagai batas aman perusahaan memenuhi kewajiban
jangka panjangnya.
4.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas mengukur seberapa
efektif perusahaan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki.
Dalam financial ratio analysis ini,
aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu mengakibatkan semakin
besarnya dana lebih yang tertanam pada aktiva.
Dana lebih ini yang dimana dampak dari
aktivitas rendah menjadi lebih baik jika ditanamkan pada aktivitas yang lebih
produktif.
·
Perputaran Piutang (Receivable
Turnover)
Perputaran piutang digunakan untuk
mengukur kualitas dan efisiensi tingkat perputaran piutang
perusahaan dalam satu periode dengan membandingkan penjualan
dengan rata-rata piutang.
Semakin tinggi rasionya, maka semakin
baik kualitas dan efisiensi perputaran piutang perusahaan.
Berikut rumus rasio keuangan untuk
perputaran piutang:
Perputaran Piutang
(Receivable Turnover) = Penjualan / Piutang Rata-Rata x 100%
·
Perputaran Persediaan (Inventory
Turnover)
Digunakan untuk mengukur tingkat
kualitas dan efisiensi perputaran persediaan perusahaan terhadap penjualan
dalam satu periode tertentu.
Semakin tinggi rasionya, maka
pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh perusahaan semakin efisien.
Berikut rumus rasio keuangan untuk
perputaran persediaan (inventory turnover):
Perputaran
Persediaan (Inventory Turnover) = Penjualan / Persediaan x 100%
·
Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset
Turnover)
Rasio ini berguna untuk mengukur dan
mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva tetap secara
efisien dalam rangka meningkatkan penjualan.
Sama seperti sebelumnya, semakin besar
berarti semakin efektif perusahaan dalam mengelola aktiva tetapnya.
Rumus rasio keuangan untuk perputaran
aktiva tetap (fixed asset turnover) adalah sebagai berikut
Perputaran Aktiva
Tetap (Fixed Asset Turnover) = Penjualan / Aktiva Tetap x 100%
·
Perputaran Aktiva Total (Total
Asset Turnover)
Rasio ini juga melibatkan aktiva lancar
dan aktiva tetap.
Dimana semakin besar rasionya, maka
semakin efektif perusahaan bisa memanfaatkan seluruh aktivanya terhadap
konversi penjualan.
Berikut rumus rasio keuangan ini:
Perputaran Aktiva
Total (Total Asset Turnover) = Penjualan / Total Aktiva x 100%
·
Perputaran Rerata Tagihan (Average
Collection Turnover)
Rasio ini mengukur seberapa lama waktu
yang dibutuhkan perusahaan untuk menerima tagihan dari konsumen dalam satu
tahun.
Rumus rasio keuangan untuk perputaran
rerata tagihan (average collection turnover) adalah sebagai berikut
Perputaran Rerata
Tagihan (Average Collection Turnover) = Piutang x 365 / Penjualan x 100%
·
Perputaran Modal Kerja (Working
Capital Turnover)
Mengukur tingkat perputaran modal kerja
bersih yaitu perbandingan antara aktiva
lancar dengan hutang lancar terhadap penjualan dalam satu
periode.
Rumus rasio keuangan untuk perputaran
modal kerja (working capital turnover) adalah sebagai berikut
Perputaran Modal
Kerja (Working Capital Turnover) = Penjualan / (Aktiva Lancar – Hutang Lancar)
x 100%
Rasio
Investasi (Investment Ratio)
Pengertian rasio investasi adalah
merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan kembalian
atau imbalan kepada para pemberi dana, khususnya investor yang ada di pasar
modal dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan dari financial analysis
ratio ini adalah memiliki nilai manfaat bagi para investor
sesuai fungsi laporan keuangan bagi investor untuk menilai kinerja sekuritas
saham di pasar modal.
Post a Comment for "Ringkasan Analisis Rasio Keuangan"