Ringkasan Rasio Keuangan Beserta Indikatornya
Nama
: Fabiola Abi Sulle
Npm
:201961201042
Tugas : Analisis Laporan Keuangan
1.
Pengertian
Rasio Keuangan
Rasio keuangan
atau rasio finansial merupakan alat yang digunakan dalam menganalisa dan
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan menggunakan parameter
kondisi atau data keuangan perusahaan. Di mana, data-data keuangan tersebut
biasanya diambil dari laporan keuangan perusahaan, seperti laporan neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan lainnya.
2.
Fungsi
Rasio Keuangan
Analisis rasio
keuangan biasanya digunakan manajemen perusahaan untuk menentukan seberapa baik
kondisi dan kinerja perusahaan. Sedangkan fungsi analisis rasio keuangan untuk
para investor adalah untuk melihat perusahaan yang akan digunakan untuk
investasi, apakah memiliki kondisi keuangan yang baik atau tidak. Dengan
mengetahui rasio keuangan perusahaan dapat menentukan investasi mana yang
terbaik.
Di bawah ini adalah beberapa fungsi
dari rasio keuangan.
1. Mengetahui Optimalisasi Keuangan
Melihat penggunaan keuangan yang
lebih optimal dan jelas. Termasuk diantaranya ketika terjadi kecurangan dalam
laporan keuangan, atau penggunaan yang keuangan yang tidak efisien.
2. Melihat Efektifitas Manajemen
Operasional
Manajemen operasional meliputi
penggunaan biaya dan efektivitas penggunaan keuangan untuk operasional
perusahaan. Oleh sebab itu, mengacu pada rasio tersebut dapat melihat seberapa
efektif kinerja manajemen operasional dalam penggunaan biaya untuk kegiatan
operasional.
3. Melihat Optimalisasi Penggunaan
Aktiva
Aktiva merupakan hal yang tidak
kalah penting untuk dievaluasi penggunaannya. Besaran aktiva yang dimiliki
perusahaan, menjadikan bahan pertimbangan manajemen perusahaan untuk memutuskan
kebijakan. Sehingga dari rasio tersebut bisa diketahui optimalisasi
penggunaannya.
4. Melihat Tingkat Kesehatan
Keuangan Dalam Perusahaan
Kesehatan keuangan perusahaan
berarti selalu mendapatkan laba dari setiap aktivitasnya. Sehingga bisa
diketahui tingkat kesehatan keuangan berdasarkan rasio tersebut dan dapat
dianalisa seberapa lama perusahaan dapat tetap bertahan dan berkembang.
5. Acuan Menganalisa Kemampuan
Perusahaan untuk Berkembang
Pengembangan bisnis seringkali
dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan tersebut dapat terus bertahan.
Pengembangan bisnis, meliputi pendirian cabang, perluasan wilayah pemasaran,
peluncuran produk baru.
3.
Jenis
& Rumus Perhitungan Rasio Keuangan
Secara umum,
jenis ratio keuangan dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu rasio
profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas.
1.
Rasio Profitabilitas (Profitability
Ratio)
Rasio profitabilitas biasanya
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
perusahaan. Jenis rasio ini dianggap memiliki peran penting yang krusial bagi
kelangsungan perusahaan. Hal ini dikarenakan suatu perusahaan akan bergantung
dari sejauh mana perusahaan bisa mendapatkan keuntungan. Selain itu, rasio ini
juga bisa digunakan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan yang bisa
kamu ukur menggunakan Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets,
dan Return On Equity.
a. Gross Profit Margin
Rasio ini dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor yang dapat dicapai dari
setiap penjualan. Jenis rasio ini meripakan perbandingan laba kotor dan
penjualan pada periode yang sama. Semakin besar hasil perhitungan yang
didapatkan, maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan.
(Laba kotor perusahaan/ Pendapatan perusahaan) x 100%
b. Operating Profit Margin
Profit margin
ini akan membantu kamu melihat gambaran laba bersih sebelum bunga dan pajak
yang didapat dari penjualan. Rasio ini bisa dilihat dengan mudah pada laporan
laba rugi pada bagian analisis common size. Rasio ini diinterpretasikan sebagai
ukuran efisiensi bagaimana perusahaan mampu menekan biaya-biaya pada suatu
periode.
(Laba operasi/Penjualan bersih)
c. Net Profit Margin
Rasio ini membantu kamu mengukur
jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan setiap satu penjualan rupiah. Di
mana, semakin tinggi rasio artinya semakin baik, karena dapat menunjukan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
d. Return On Assets (ROA)
ROA menunjukan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan after tax operating profit dari total aset yang dimiliki.
Laba yang dihitung adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning
Before Interest and Tax).
e. Return On Investment (ROI)
ROI akan membantu kamu menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk
menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk menghitung rasio
ini adalah laba setelah pajak / Earning After Tax (EAT). Semakin besar hasilnya
maka semakin baik untuk perusahaan.
2.
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas biasanya digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar atau melunasi utang atau
kewajiban lancar dalam jangka pendek yang harus segera dipenuhi. Rasio jenis
ini biasanya dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan.
Misalnya, ketika perusahaan mampu
memenuhi kewajibannya, maka perusahaan tersebut bisa dikatakan likuid.
Sedangkan apabila perusahaan tersebut tidak mampu memenuhi kewajibanya, maka
perusahaan tersebut dikatakan ilikuid. Rasio yang sering digunakan untuk
menghitung tingkat likuiditasnya adalah Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash
Ratio.
a. Current Ratio
Rasio ini akan
membantu kamu menunjukan perbandingan aset lancar dengan kewajiban lancar. Di
mana, semakin tinggi angkanya, maka semakin baik likuiditas perusahaan.
Current
ratio = Current assets/Current liabilities
b. Quick Ratio
Quick ratio akan
menunjukkan perbandingan kas + sekuritas jangka pendek + piutang dengan
kewajiban lancar. Dengan kata lain, ini merupakan jumlah perimbangan antara
aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar.
Biasanya, quick
ratio juga disebut acid test ratio. Di mana, persediaan tidak dimasukan dalam
perhitungan rasio ini karena persediaan merupakan aktiva lancar yang memiliki
tingkat likuiditas yang kecil. Semakin tinggi hasilnya, semakin baik
likuiditasnya.
3.
Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio
solvabilitas dapat membantu kamu dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam
melunasi semua kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka
panjang, utamanya apabila di saat perusahaan yang bersangkutan harus
dilikuidasi. Rasio ini dapat diukur menggunakan Rasio Utang terhadap kas dan
aktiva lancar, Time Interest Earned, dan Fixed Charge Coverage.
a. Total Debt to
Total Assets Ratio
Rasio ini
dikenal dengan debt ratio yang membantu kamu dalam mengukur besarnya dana yang
berasal dari utang. Rasio ini akan membantu menunjukkan sejauh mana utang dapat
ditutupi aktiva perusahaan. Bagaimana angkanya? Semakin kecil rasionya maka
semakin aman (solvable). Dan biasanya, kreditor akan lebih menyukai debt ratio
yang rendah dibanding yang tinggi.
b. Debt to
Equity Ratio
Rasio ini
digunakan untuk mengukur utang yang dimiliki dengan modal sendiri. Akan lebih
baik jika utang perusahaan tidak melebihi modal perusahaan. Sehingga, beban
tetap perusahaan tidak terlalu tinggi, karena semakin kecil utang terhadap
modal, maka semakin baik dan aman perusahaan tersebut.
4.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Sedangkan, jenis rasio terakhir ini
digunakan untuk mengukur keefektifan atau efisiensi perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini diukur dengan menggunakan rasio
perputaran piutang, rasio perputaran persediaan, dan rasio perputaran total
aktiva tetap.
a. Rasio Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur efektivitas
pengelolaan piutang, di mana semakin tinggi perputarannya, semakin efektif
pengelolaannya. Dengan rasio ini, kamu juga bisa melihat pengelolaan piutang
dan kebijakan kreditnya.
Perputaran
piutang usaha= Penjualan bersih / Piutang usaha rata-rata
b. Rasio Perputaran Persediaan
Rasio ini menunjukan likuiditas
perusahaan dalam pengelolaan persediaannya, Di mana, semakin tinggi
perputarannya, maka semakin baik perputaran persediaannya. Hal tersebut artinya
perusahaan menjual dan mengelola persediaan dengan cepat dan baik. Namun, jika
angka yang didapatkan lebih rendah, maka efektivitas pengendalian persediaan
perusahaan kurang baik.
Rasio
perputaran persediaan = Penjualan / Rata-rata persediaan
c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan aktiva tetap yang dimilikinya.
Semakin besar perputaran rasionya, semakin baik juga untuk perusahaan. Rasio
ini sangat penting bagi industri yang memiliki aktiva tetap yang tinggi. Namun,
untuk industri dengan aktiva yang kecil seperti perusahaan jasa, rasio ini
tidak terlalu penting.
Rasio
perputaran aset tetap = Penjualan bersih / Aset tetap
d. Rasio
Perputaran Total Aktiva
Rasio ini hampir sama dengan rasio
di atas, perbedaannya adalah pembagi yang digunakan, yaitu total aktiva. Rasio
ini digunakan untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva, di mana
ketika perputaran aktiva semakin tinggi, maka semakin efektif perusahaan dalam
memanfaatkan total aktiva untuk penjualannya.
Rasio
perputaran total aset = Penjualan / Rata-rata total aset
Post a Comment for "Ringkasan Rasio Keuangan Beserta Indikatornya"